#3 Jaminan Penghasilan Tinggi
Ada kepercayaan di masyarakat kita bahwa sarjana pasti memiliki gaji yang lebih tinggi dibanding mereka yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Meski bukan sebuah pendapat umum yang diterima di dunia kerja namun pendapat ini sudah diterima sebagai kebenaran oleh masyarakat umum. Pandangan ini merefleksikan keunggulan sarjana di dunia kerja yang dijamin memiliki pendapatan atau gaji yang tinggi.
Kompetensi ilmu dan keterampilan sarjana merupakan nilai lebih sarjana dalam dunia kerja sehingga diganjar dengan gaji yang sesuai kompetensinya. Penguasaan yang mendalam terhadap pengetahuan dan keterampilan inilah yang membuat kemampuan sarjana sangat dibutuhkan perusahaan. Untuk semua kemampuan yang diserap tersebut, perusahaan memberi kompensasi dengan gaji yang lebih tinggi daripada pekerja non-sarjana.
Berkat kompetensinya juga, sarjana biasanya akan diberi tanggung jawab yang lebih berat melalui jabatan yang lebih tinggi dalam pekerjaan. Di sinilah karier sarjana selalu dimulai dari posisi sebagai pimpinan dari level yang paling rendah. Misalnya supervisor. Dengan menjabat posisi sebagai supervisor tentu tanggung jawab yang diemban pasti lebih berat ketimbang karyawan biasa, staf, atau operator.
Posisi yang dijabat sarjana di tempat kerja menunjukkan perjalanan jenjang karier yang jelas dan pasti. Semakin panjang jejak karier yang dilalui, beban tanggung jawab pun bertambah. Seiring dengan penambahan tersebut, penghasilan atau gaji sarjana pun akan meningkat secara signifikan. Perusahaan biasanya memberi besaran kompensasi atas karir yang ditawarkan dengan nilai yang fantastis seiring dengan penambahan beban kerja dan tanggung jawab.
Kompetensi, gaji yang tinggi, dan karir yang jelas merupakan jaminan bagi para sarjana untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi. Penghasilan merupakan sumber kekayaan manusia yang diperoleh melalui kerja. Para lulusan perguruan tinggi yang mendapatkan gaji yang tinggi dari perusahaan memiliki potensi untuk menjadi orang kaya melalui pekerjaan mereka. Di sinilah peluang mobilitas sosial menjadi kelas menengah terbuka lebar.
Kelas Menengah Indonesia
Terbentuknya kelas menengah di Indonesia tidak terlepas dari sejarah terbentuknya bangsa-negara dan kolonialisme, yang akar kelahirannya bersumber dari revolusi industri dan kapitalisme di Eropa. Kehidupan bangsawan, priyayi, dan pegawai administrasi pemerintah merupakan benih-benih kelas menengah yang membentuk karakter kelompoknya hingga sekarang. Eksistensi dan privelege mereka sangat bergantung pada dukungan kekuasaan dari pemerintah kolonial berupa jabatan, gelar, simbol-simbol jabatan, dan gaji.
Karena itulah watak kelas menengah di Indonesia tidak sepenuhnya sama dengan kelompok-kelompok serupa di negara-negara lain terutama di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang atau negara kapitalis lainnya yang sama sekali tidak tergantung pada pemerintah.
Di Indonesia kelas menengah belum merupakan kelompok yang aktif memberikan saran pada pemerintah melainkan kelompok yang telah melakukan ''trade off" antara kebebasan mereka dengan berbagai kemudahan  atau fasilitas yang diberikan oleh pemerintah. Pengusaha misalnya, mengekang keinginannya untuk berpolitik secara aktif termasuk menyampaikan gagasan-gagasan pembaharuan yang bertentangan dengan pemerintah untuk memperoleh kemudahan-kemudahan yang diperlukan.