Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

4 Fakta Menarik di Balik Gerakan Pemakzulan Presiden Joko Widodo

15 Januari 2024   13:02 Diperbarui: 5 Maret 2024   17:06 1793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#3. Petisi 100

Petisi 100 merupakan petisi yang ditandatangani oleh tokoh dari bermacam daerah dan profesi. Ada tokoh militer, politisi, akademisi, aktivis, hingga ulama yang tergabung dalam kelompok tersebut. Salah satunya adalah politikus kawakan Amien Rais. Pendiri Partai Ummat itu menjadi salah satu nama besar yang merepresentasikan Petisi 100 dalam berbagai kesempatan.

Selain Amien Rais, beberapa purnawirawan TNI turut menjadi bagian dari Petisi 100. Di antaranya adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto; Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat; hingga Mayjen TNI (Purn) Deddy S Budiman, dan Letnan Jenderal TNI Marsekal Purn Suharto (Bisnis.com, Tokoh-tokoh Petisi 100 yang Ingin Makzulkan Jokowi, Ada Amien Rais, 12/1/2024). Faizal Assegaf,  Marwan Batubara, dan  Rahma Sarita merupakan tokoh-tokoh Petisi 100 dari kalangan sipil.

Tujuan utamanya adalah memakzulkan Presiden Jokowi yang disebut gagal memimpin RI, salah satunya karena dianggap melanggar konstitusi. Mereka berhasil menggaungkan kembali isu pemakzulan Presiden Joko Widodo setelah bertemu dengan Menkopolhukam Mahfud MD pada Selasa, 9 Januari 2024 lalu. 

Agenda utama mereka adalah memintah Mahfud untuk memakzulkan Jokowi sebelum Pemiu 2024. Mereka meminta Pilpres dan Pemilu tanpa Jokowi. Mereka juga melaporkan tentang kecurangan, meminta agar aduan-aduan mereka segera diproses karena tidak percaya kontestasi pemilu berjalan jujur dan adil.

Kritikus politik Faizal Assegaf, salah satu tokoh Petisi 100 mengatakan usul pemakzulan adalah penting. Menurutnya, Jokowi dan keluarganya telah menyalahgunakan wewenang hingga cawe-cawe dalam Pemilihan Umum 2024. Petisi 100 menggaungkan solusi terbaik menghentikan politik cawe-cawe adalah pemakzulan. Ketika bertemu Menkopolhukam mereka juga menyuarakan hal serupa.

Langkah Petisi 100 bertemu Mahfud MD merupakan cara terakhir karena sudah tidak ada cara lain. Semua lembaga pengawa rubuh. Mahkamah Konstitusi (MK), DPR tidak berperan, partai politik hanya mondar-mandir. Jadi perlu pemakzulan (Tribunnews.com, Pakar Nilai Usulan Pemakzulan terhadap Presiden Jokowi Bisa Dimaklumi, 14/1/2024).

Jika melihat komposisi dan personal yang mengisi Petisi 100 kita akan memahami dengan mudah agenda politik yang mereka sembunyikan di balik tuntutan-tuntutan yang mengatasnamakan kejujuran, keadilan dan netralitas dalam pemilu. 

Amien Rais selama ini kita kenal sebagai politisi senior yang paling berseberangan dengan Presiden Joko Widodo dan pemerintahannya. Sikap anti-Jokowi ini sudah ditunjukkan sejak mantan Wali Kota Solo ini menjabat sebagai Presiden tahun 2014.

Pernyataan-pernyataan menyerang, kritikan sinisme, hingga hoax dan fitnah kerap dilontarkan kepada Joko Widodo oleh tokoh reformasi 98 ini. Keberadaan Amien Rais dalam Petisi 100 ini jelas menunjukkan sikap antipatinya kepada Joko Widodo. Artinya, Amien hendak melengserkan Joko Widodo sesegera sebagaimana yang sering diungkpkan dalam berbagai forum.

Artinya, meskipun tokoh-tokoh lain membantah anggapan ini, kehadiran Amien Rais dan kesamaan agenda politik yang dibawa oleh Petisi 100 dengan dinamika Pilpres belakangan ini, patut diduga bahwa tutntuan Pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo sangat kental dengan agenda politik tersembunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun