Mohon tunggu...
Sulis Giingsul
Sulis Giingsul Mohon Tunggu... profesional -

http://gembiraloka.wordpress.com/ Bekerja sebagai Desainer Interior Menguasai dua bahasa: 1) Bahasa Jawa campur dikit-dikit Indonesia 2) Bahasa Indonesia campur dikit-dikit Inggris

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kumpulan Lisal Ikan-Ikan

11 Desember 2011   08:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:31 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3/ Cara Mudah Membunuh Puisi

Seekor ikan kecil menggoyang-goyang ekornya di selokan.
Gemas, kau tangkap, kau timang, lalu kau tidurkan di sebuah sofa
yang indah. Begitulah.

Jakarta
sg
---------

4/ BULAN NYARIS BULAT DI DERMAGA

Di dermaga,
para nelayan semua laki-laki
cakap-cakap dengarkan dangdut
benahi jaring-jaring yang robek
karena banyak sampah nyangkut

Ada empat kapal merapat
serapat sambutan para istri
tong-tong ikan biru-melongo
menghitung perolehan kian surut

Hei, lihat itu!
Kenapa bulan tersipu
malu, sembunyi di balik mendung?
Konon ikan-ikan cemburu pada bulan
sebab bulan lebih sering disapa penyair
Bulan kian bulat bikin ikan-ikan kian cemberut
menyingkir, sembunyi di balik karang terumbu

Maka tiap purnama nelayan enggan melaut
Mereka membayangkan para istri jadi kapal
kasur jadi laut; main nelayan-nelayanan
kemudian mereka mimpi macam-macam:
Anak-anak tak perlulah sekolah tinggi-tinggi
Mimpi saja (jadi pegawe negri) sudah cukup
Mimpi jadi mentri terlalu muluk, bisa-bisa kualat

Malam kian larut,
dingin angin berbisik lembut:
Dermaga ini menyimpan rahasia kepedihan
milik orang-orang yang menyimpan rindu dan harapan
yang sendiri, yang menunggu, yang datang, yang pergi,
dan yang kembali pergi

sedangkan bulan yang kutuduh cuma diam.
Ia tak komentar walau tahu hatiku tergetar
Ketika mendung di mataku telah pergi
kulihat bulan itu nyaris bulat
Dermaga Jepara
sg

-------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun