Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Optimalisasi Budaya Literasi Lokal dalam Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Budaya Sadar Bencana

14 September 2018   16:18 Diperbarui: 14 September 2018   17:13 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Miracle of Kamaksashi. Sumber foto: mnj.gov-online.go.jp

 Pada ranah bencana alam, negara Jepang memiliki potensi bencana alam yang jauh lebih besar dibandingkan di Indonesia. Bila dibandingan antara Jepang dan Indonesia; Indonesia jauh lebih aman. Tidak banyak yang mengetahui bahwa gempa bumi nyaris terjadi setiap hari di Jepang.

Di Jepang, penanggulangan bencana alam sudah sangat efektif dan efisien. Di negara yang menyandang Negeri Sakura tersebut, sistem peringatan bencana alam yang berfungsi dengan sangat baik. Peringatan muncul sebelum bencana alam terjadi, tidak seperti di Indonesia yang justru distribusi peringatan bencana alam--gempa, tsunami, kebakaran, dan sebagainya---cenderung lebih aktif setelah bencana alam terjadi.

Operator seluler berpartisipasi aktif dalam peringatan bencana alam. Terdapat pula perangkat eletronik seperti TV dan laptop yang dolengkapi dengan perangkat eletronik semacam alarm yang mampu berbunyi untuk menyebarkan tanda bencana. Beberapa titik daerah rawan gempa seperti di Shizouka terdapat pengeras suara yang secara rutin menyebarkan peringatan tanda bencana.

Inovasi Jepang dalam kualitas sadar bencana tersebut memang perlu diteladani dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia. Kita perlu mengadopsi inovasi di bidang teknologi dan sistem keamanan negara.

Walaupun demikian, kemajuan Jepang dalam inovasi teknologi penanggulangan bencana tidak akan berjalan tanpa adanya proses pembentukan imaji positif dalam budaya sadar bencana.

Mari kita cermati peristiwa bencana alam gempa bumi 9 skala richter yang memicu tsunami di kawasan utara Jepang pada Maret 2011. Dalam peristiwa ini, sekitar 3.000 siswa sekolah dasar dan menengah di Kota Kamaishi, Prefektur Iwate, selamat. Gempa bumi yang dahsyat tersebut tidak menimbulkan kepanikan dan kekacauan.

Alih-alih para siswa di Kamaishi East Junior High Schoool keluar dari gedung sekolah dan berlari menuju tempat yang tinggi. Reaksi tersebut memicu siswa dan guru di sekolah dasar Unosamai beserta penduduk di kawasan tersebut, turut melakukan tindakan yang sama. Kisah keberhasilan evakuasi tersebut dikenang sebagai The Miracle of Kamaishi. Di mana para siswa memiliki aktif secara spontan untuk melakukan evakuasi tanpa perlu digerakkan.

Peristiwa The Miracle of Kamaishi tidak lepas dari peran seorang profesor teknik sipil di Gunma University, Toshitaka Katadata. Dalam upaya peningkatan budaya sadar bencana, Toshitaka Katadata memberikan edukasi 'sikap yang benar' dalam menghadapi bencana alam.

The Miracle of Kamaksashi. Sumber foto: mnj.gov-online.go.jp
The Miracle of Kamaksashi. Sumber foto: mnj.gov-online.go.jp
Toshitaka Katadata menegaskan bahwa sikap yang benar dalam menghadapi bencana alam adalah kesadaran untuk menghormati alam dengan perasaan kagum dan menjadi pro aktif untuk menyelamatkan nyawa.

Kesadaran tersebut merupakan dasar dari kegiatan-kegiatan yang diterapkan dalam pelatihan evakuasi bencana alam. Dengan demikian, bencana alam memiliki imajinasi positif.

Masyarakat tidak melihat bencana alam sebagai kondisi yang menakutkan, melainkan sebuah cara alam berkomunikasi dengan manusia. Rasa hormat pada alam yang tumbuh dalam kesadaran akan mendorong kita untuk menyambut komunikasi tersebut dengan sikap positif dan memberikan reaksi yang positif pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun