Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menguak Keajaiban Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Optimalisasi Teknologi Digital

14 Agustus 2018   23:35 Diperbarui: 14 Agustus 2018   23:48 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Helen Keller tidak hanya sekadar mencium aroma bunga; tetapi mengetahui perubahan musim dan pergantian bulan melalui aroma bunga. Sumber foto: www.indiatoday.in

Media sosial merupakan medium yang memiliki fungsi yang sangat besar dan belum dioptimalkan. Salah satu manfaat media sosial adalah bisa terciptanya komunikasi global tanpa perlu adanya mobilisasi. Para penyandang disabilitas, terutama ABK beserta keluarga, bisa berkomunikasi dengan masyarakat luas.

Keluarga ABK bisa membentuk grup dalam sharing experiences antar keluarga ABK. Melalui grup ini, keluarga ABK bisa saling menguatkan dan membagikan informasi mengenai perkembangan ABK, termasuk berbagi foto atau video kegiatan ABK. Media sosial juga didukung UU No 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi eletronik. Pihak-pihak yang melecehkan tampilan fisik ABK yang dinilai 'berbeda' bisa ditetapkan sebagai pelanggaran hukum. Dengan demikian, kepercayaan diri ABK dan kepercayaan diri keluarga akan tumbuh. ABK beserta keluarga bisa berkomunikasi dan bersosialisasi. Dengan demikian, proses pendidikan atau peningkatan kualitas pendidikan bagi ABK sudah bisa diselenggarakan.

Kedua, pembentukan komunitas peduli ABK

Dari grup virtual keluarga ABK yang bersifat online, kita bisa membangun komunitas peduli ABK di dunia nyata. Melalui komunitasi ini, para ABK beserta keluarga, bisa mengadakan pertemuan atau 'kopi darat', lalu bersosialisasi atau melakukan kegiatan yang bersifat rekreasi.

Selain itu, komunitas ini bisa menjalin kerja sama dengan LSM kemanusiaan atau pemberdayaan masyarakat lainnya. Dengan adanya kerja sama ini; keluarga ABK bisa menyelenggarakan komunikasi sosial dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat pada keberadaan ABK. Melalui langkah ini, keluarga ABK juga bisa membagikan informasi bahwa semua orang berpotensi besar menjadi disabilitas. Apalagi, orang yang sehat dan memiliki fisik yang sempurna sewaktu-waktu bisa mengalami kecelakaan atau penyakit yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh/jiwa. Memberikan lingkungan yang baik dan mendukung ABK untuk berkarya merupakan sebuah langkah yang tepat untuk masa depan semua umat manusia.       

Ketiga, penciptaan video tutorial keterampilan praktis

Pendidikan yang sejati tidak terbatas pada ruang kelas sebagaimana yang terjadi di lembaga pendidikan formal. Ketika ABK sudah bisa berkomunikasi dengan non-disabilitas; saat itu pula mereka bisa menjalani pendidikan. Sebab, saat itu pula seorang ABK bisa diajarkan berbagai keterampilan yang sesuai dengan jenis disabilitas yang disandangnya.

ABK yang tidak memiliki tangan bisa dilatih untuk memaksimalkan fungsi kaki, sehingga bisa menghasilkan karya seni seperti lukisan. ABK yang kehilangan fungsi tangan dan kaki; bisa dilatih untuk memaksimalkan fungsi mulut, lidah, ataupun gigi. Mulut bisa dimaksimalkan fungsinya, sehingga bisa digunakan untuk mengetik atau menggerakkan bisnis online.

Seluruh lapisan masyarakat bisa turut berpartisipasi untuk menciptakan video tutorial yang memberi stimulus bagi ABK untuk memaksimalkan fungsi organ tubuh yang tidak terganggu. Video bisa berbentuk film dokumenter ABK atau penyandang disabilitas yang sukses menghasilkan karya dengan menggunakan organ tubuh yang tidak mengalami gangguan. Video ini akan memberi stimulus bagi ABK untuk keluar dari zona aman dan berani melakukan yang sama. Segala tindakan positif yang dilakukan dengan senang hati dan dilakukan berulang kali akan menjadi keahlian. 

Keempat, penghargaan atau insentif bagi ABK berprestasi

Untuk memicu ABK untuk terus mengaktualisasikan diri; perlu diselenggarakan event penghargaan bagi ABK yang berprestasi. Dengan jalan ini, ABK yang berprestasi berpotensi besar untuk terus meningkatkan kualitas karya. Sedangkan ABK yang belum berkarya akan terpicu untuk berkarya. Penghargaan juga bisa berbentuk dana insentif guna pengembangan karya dalam wujud wirausaha. Tentunya, event ini perlu dukungan penuh keluarga. Agar ABK yang belum memperoleh penghargaan tidak mengalami frustasi (depresi) karena belum memperoleh penghargaan, tetapi semakin terpicu untuk meningkatkan kualitas diri dalam wujud menciptakan karya yang lebih baik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun