Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sinergi Masyarakat dan Pemerintah untuk Menumbuhkan Budaya Konsumen Cerdas Melalui Media Digital

14 April 2018   23:43 Diperbarui: 15 April 2018   00:10 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada beberapa toko online, kita bisa berinteraksi dengan pihak penjual barang/jasa, sehingga bisa menawar harga barang/jasa yang dijual. Dengan demikian, kita memiliki peluang untuk memiliki barang/jasa sesuai dengan tingkat keamanan finansial.      

Kedua, mengetahui komposisi atau proses pengadaan produk barang/jasa

Sebelum berbelanja, kita bisa mencari dan menggali informasi produk yang akan dibeli. Pada produk berupa bahan makanan, kita bisa mencermati komposisi bahan-bahannya. Agar kita tidak terkecoh iklan atau merek barang.

Tidak sedikit iklan atau merek memberikan informasi yang tidak tepat. Misalnya, barang pangan berupa kopi instan. Melalui iklan atau mereknya tersiar bahwa produk tersebut berbahan kopi. Tetapi, bila komposisinya dicermati, kandungan kopi hanya segelintir, selebihnya terdapat bahan-bahan kimia dan memiliki efek samping yang merusak kesehatan.

Melalui media digital, kita bisa menggali informasi seputar dampak bahan pangan yang kita konsumsi. Sebagai contoh, terdapat jenis roti tawar putih yang berbahaya bagi kesehatan. Tepung roti tawar mengandung protein jahat atau glutten tinggi. Jenis protein ini bisa menimbulkan sakit perut hingga diare.

Selain itu, roti tawar mengandung natrium tinggi, nol nutrisi, banyak fruktosa, miskin serat, serta memicu kegemukan dan diabetes. Bila kita tidak batasi konsumsinya, maka aktivitas konsumsi hanya akan merugikan kesehatan kita sebagai konsumen.

Aktivitas menggali informasi seputar produk yang akan dikonsumsi, bisa mengembangkan sikap kritis. Dengan demikian, tujuan berbelanja tidak untuk jangka pendek semata, tetapi juga jangka panjang. Kita sebagai konsumen bisa memilih produk konsumsi yang aman dan menyehatkan.

Keempat, membangun komunitas kekerabatan virtual

Pada media digital terdapat berbagai layanan media sosial seperti facebook, twitter, instagram, WA, LINE, dan sejenisnya. Kita bisa memanfaatkan media sosial untuk tujuan meningkatkan mutu konsumsi. Dalam artian, kita bisa membentuk grup yang berbagi informasi mengenai produk yang sesuai dengan hak konsumen.

Komunitas yang bisa lahir dari interaksi di media digital Foto dari: marketeers.com
Komunitas yang bisa lahir dari interaksi di media digital Foto dari: marketeers.com
Para anggota grup bisa berbagi foto atau video yang terkait dengan upaya meningkatkan kualitas konsumsi. Bila ada pelaku usaha yang melakukan tindak kejahatan, seperti menjual produk bahan makanan yang kadarluarsa, anggota grup yang mengetahuinya bisa membuat video atau fotonya. 

Lalu, anggota yang bersangkutan bisa membaginya di grup dan disebarkan secara luas di media sosial. Dengan demikian, pelaku usaha yang melakukan tindak kejahatan bisa segera diproses secara hukum dan konsumsi produk yang diedarkan bisa dihentikan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun