Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sinergi Masyarakat dan Pemerintah untuk Menumbuhkan Budaya Konsumen Cerdas Melalui Media Digital

14 April 2018   23:43 Diperbarui: 15 April 2018   00:10 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukuman yang diperoleh pelaku sangat rendah dan tidak sebanding dengan kerugian yang dialami ribuan korban. Korban tidak hanya dirugikan secara materi, tetapi juga psikologis. Sebagian besar korban mengalami depresi berat. Tidak mengherankan, sebagian korban jatuh sakit dan meninggal dunia.

Jamaah korban PT First Travel . Foto dari: http://www.tribunnews.com
Jamaah korban PT First Travel . Foto dari: http://www.tribunnews.com
Korban dari agen perjalanan Abu Tours di depan salah satu kantor Abu Tours Foto dari: https://www.merdeka.com
Korban dari agen perjalanan Abu Tours di depan salah satu kantor Abu Tours Foto dari: https://www.merdeka.com
Pada konteks 'produk barang', peredaran barang kadarluarsa (tidak aman dikonsumsi) masih merajalela. Pada 20 Maret 2018, polisi menangkap tiga orang terkait penjualan makanan kadarluarsa di Jalan Kalianyar I, Tambora, Jakarta Barat. Ternyata, produk makanan tersebut berasal dari PT PRS yang memang memalsukan label kadarluarsa.

Pemalsuan ini menegaskan bahwa penggunaan label SNI dan informasi kadaruarsa sebagai ciri khas barang yang aman konsumsi; menjadi meragukan. Sebab, label yang menjamin keamanan konsumsi pun bisa dipalsukan.  

Selain peredaran produk yang 'tidak aman' atau 'tidak sehat', terdapat pula pengabaian 'dampak lingkungan' dari penggunaan produk. Misalnya, industri dan perdagangan kendaraan bermotor dan perlengkapannya. Menhub Budi Karya Sumadi melalui akun @kemenhub151 yang dikutip Beritatrans.com di Jakarta, Senin (23/10/2017) menyatakan bahwa dalam satu hari rata-rata sekitar 70-71 jiwa atau 2-3 orang tiap jam yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Kasus kecelakaan lalu-lintas bisa diakibatkan penggunaan kendaraan bermotor yang diproduksi industri. Hal ini belum termasuk polusi yang ditimbulkan asap kendaraan bermotor. Tetapi, bisa kita saksikan, pelaku usaha kendaran bermotor mengabaikan dampak lingkungan tersebut.

Menumbuhkan Budaya Konsumen Cerdas

Terdapat empat langkah menjadi konsumen cerdas sebagaimana yang dipaparkan video berikut:


Namun, melalui media digital kita bisa meningkatkan kualitas upaya mewujudkan konsumen cerdas. Terdapat beberapa manfaat media digital untuk menumbuhkan budaya konsumen cerdas, antara lain:    

Pertama, manajemen keuangan pribadi/keluarga

Melalui toko online yang bisa diakses melalui media digital, kita bisa memperoleh beragam alternatif barang/jasa yang kita butuhkan. Dengan demikian, kita bisa mengatur pengeluaran. Konsumen yang masih mengalami keterbatasan finansial dapat memilih barang/jasa yang sesuai dengan tingkat penghasilan.

Bila barang yang dibutuhkan memiliki harga yang belum terjangkau, kita bisa membeli barang lain yang memiliki fungsi sama. Konsumen pun bisa menggunakan kesempatan berbelanja ketika ada musim diskon yang menawarkan potongan harga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun