Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agar Bencana Tidak Menjadi Neraka Dunia

6 Juli 2017   22:53 Diperbarui: 6 Juli 2017   23:20 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi ini berpotensi besar untuk memicu pemimpin opini atau agen perubahan penanggulangan bencana yang lahir tanpa dibentuk BNPB, melainkan berdasarkan kesadaran pribadi atas cinta Tanah Air. Tanah Air kita hanya satu, yaitu Indonesia. Berperan aktif dalam sosialisasi dan upaya-upaya sadar bencana alam merupakan salah satu wujud nyata cinta kita pada Indonesia.

Dapat kita simpulkan bahwa bencana alam bukanlah neraka dunia yang senantiasa menimbulkan penderitaan, melainkan gejala alamiah alam yang menuntut manusia untuk beradaptasi dengan perubahan alam. Untuk mewujudkannya, kita perlu mendayagunakan imajinasi, sehingga memicu inovasi dalam menciptakan teknologi untuk beradaptasi dengan alam.

Di masa lalu, para leluhur bangsa Indonesia memupuk imajinasi melalui tradisi lisan. Di masa sekarang, sandiwara radio merupakan upaya pelestarian tradisi lisan yang sangat efektif dalam menyebarkan sadar bencana. Bila kita optimalkan sosialisasi sadar bencana melalui ADB Episode ke-2, bencana alam tidak lagi menjadi neraka dunia, melainkan semakin merekat persatuan dalam wadah NKRI dan solidaritas bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun