Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Money

Mewujudkan Ketahanan Ekonomi melalui Implementasi Hari Pasar Rakyat Nasional

27 Januari 2017   23:45 Diperbarui: 28 Januari 2017   00:13 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gapura menuju Masjid Gede Mataram dengan arsitektur menuju rumah ibadah Hindu (pura). Simbol kerukunan Hindu dan Islam (Foto. Dok. Penulis).

Sebagai strategi penting dalam edukasi adalah penulisan literatur sejarah seluruh Pasar Rakyat di Indonesia. Agar tenaga pendidik di Indonesia akan memiliki sumber referensi yang memadai untuk transfer ilmu pengetahuan pada masyarakat khususnya generasi muda yang tengah menjalani pendidikan formal. Literatur yang komprehensif mengenai Pasar Rakyat akan menjadi landasan bagi PEMDA untuk meningkatkan mutu pengelolaan Pasar Rakyat dan mempertahankan elemen-elemen kearifan lokal yang menjadi dasar historis pasar. 

Selain itu, keberadaan literatur Pasar Rakyat akan memelihara ingatan kolektif pentingnya keberadaan Pasar Rakyat dan memperteguh keberadaan Pasar Rakyat sebagai bagian dari awareness (kesadaran) kolektif masyarakat. Dengan demikian, pemicu masyarakat untuk mengelola Pasar Rakyat (baik sebagai pedagang atau pembeli) bukan hanya dorongan ekonomi dalam makna sempit (produksi, konsumsi, atau distribusi), melainkan menyadari bahwa berpartisipasi dalam mengelola HPRN berarti secara langsung telah berperan serta dalam membangun ketahanan ekonomi Indonesia.       

Kedua, komunikasi sadar Hari Pasar Rakyat Nasional (HPRN)

Agar HPRN menjadi gerakan kolektif, perlu adanya komunikasi sadar HPRN. Langkah ini dapat kita wujudkan melalui peningkatan kreativitas dan intensitas persebaran informasi menyangkut HPRN. Media massa (koran, majalah, tabloid, dan sebagainya) dan media virtual (internet) merupakan medium yang dapat kita gunakan dalam komunikasi sadar HPRN. Kedua media ini memiliki daya resonansi yang kuat dan mampu membentuk opini publik. Oleh karena itu, awak pers atau pihak media massa perlu berperan aktif dalam distribusi informasi menyangkut urgensi HPRN. Selain itu, masyarakat yang memiliki akses internet, bisa berperan aktif dalam persebaran informasi HPRN dalam bentuk blog, foto, ataupun karya kreatif digital lainnya. Dalam komunikasi media virtual, Kompasiana merupakan salah satu media yang ideal yang bisa kita gunakan dalam komunikasi sadar HPRN. Kompasiana memiliki jaringan luas dan sangat selektif, sehingga mampu menyalurkan aspirasi masyarakat dalam mendukung HPRN.         

Ketiga, peningkatan keahlian (skill) teknologi informasi bagi SDM pengelola Pasar Rakyat

Dewasa ini, pola perdagangan dunia telah memasuki era teknologi informasi. SDM pengelola perlu mendapatkan pelatihan untuk menggunakan piranti teknologi informasi untuk mengembangkan dan melestarikan Pasar Rayat. Agar pengelola Pasar Rakyat dapat membentuk tata kelola Pasar Rakyat menuju iklim ekonomi digital. Melalui langkah ini, SDM pengelola dapat mendidik pedagang untuk mengembangkan pola perdagangan menuju ranah ekonomi digital, baik mempromosikan atau memperluas jangkauan pembeli. Pembeli dan pedagang yang mengalami hambatan jarak (di luar daerah) bisa menggunakan transaksi online. Pengembangan Pasar Rakyat menuju ekonomi digital akan membuat Pasar Rakyat Indonesia semakin dikenal dunia Internasional. Agar semakin berjaya dalam iklim global village, SNI 8152:2015 perlu diimplementasikan di Pasar Rakyat.               

Keempat, peningkatan kualitas kesehatan lingkungan Pasar Rakyat

Agar masyarakat menjadikan HPRN sebagai agenda kolektif, kesehatan lingkungan Pasar Rakyat perlu ditingkatkan. Misalnya di Pasar Legi Kotagede; atap yang bocor perlu ditambal (diganti), kualitas pencahayaan di area ruang dalam pasar perlu ditingkatkan; dan ventilasi sudah sebaiknya diperbaiki agar meningkatkan kelancaran sirkulasi udara. Namun, upaya-upaya peningkatan kesehatan lingkungan ini harus tetap mempertahankan orijinalitas (ciri khas) arsitektur pasar yang dibangun Orang Kalang. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama dengan ahli arkeologi dan antropologi dalam upaya ini.          

Ruang dalam Pasar Legi Kotagede: remang-remang, kurang ventilasi, dan sebagian atap bocor (Foto. Dok. Penulis).
Ruang dalam Pasar Legi Kotagede: remang-remang, kurang ventilasi, dan sebagian atap bocor (Foto. Dok. Penulis).
 Kelima, transportasi 

HPRN tidak akan efektif tanpa adanya kelancaran dan kenyamanan transportasi. Perlu adanya kerja sama dengan lembaga yang bergerak dalam akomodasi transportasi daerah. Agar pada HPRN tidak terjadi macet atau parkir yang tidak teratur di kawasan Pasar Rakyat.     

Pasar Legi Kotagede: selalu macet di Hari Legi (Foto. Dok. Penulis).
Pasar Legi Kotagede: selalu macet di Hari Legi (Foto. Dok. Penulis).
 Keenam, pengembangan seni dan budaya lokal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun