Ringkasnya, perencanaan yang dicetus oleh Menteri Persediaan Makanan Rakyat, Ignatius Joseph Kasimo H pada awal kemerdekaan ini terkait dengan pemenuhan kebutuhan makanan pokok rakyat, termasuk daging, telur dan susu.
Di era orde lama tepat pada 1950 dibentuk Lembaga Penelitian Peternakan (LPP) di Bogor dengan nama Balai Penelitian Umum (BPU) dan pembangunan Balai Besar Penelitian Veteriner.
Di Baturraden, didirikan Taman Ternak Baturraden yang disusul pembangunan Induk Taman Ternak Padang Mengatas. Pada masa itu dibangun pula sekolah bidang peternakan (SNAKMA) di Bogor dan Malang.Â
Ada pula pembangunan koperasi persusuan. Pada 1952 didirikan Perusahaan Negara (Perhewani) dan pembangunan Badan Penyelidikan Penyakit Mulut dan Kuku (BP-PMK) di Surabaya.
Pada era orde baru tepatnya 3 November 1966, struktur organisasi Direktorat Jenderal Kehewanan dibentuk.Â
Struktur organisasinya terdiri dari tiga unit eselon II yaitu: Sekretariat Direktorat jenderal; Direktorat Peternakan dan Direktorat Kesehatan Hewan. Pada Januari 1968, Ditjen Kehewanan berubah lagi menjadi Direktorat Jendral Peternakan.
Untuk menyesuaikan dengan UU No. 6 tahun 1967, Direktorat Jendral Peternakan berkembang menjadi: (1) Sekretariat Direktorat Jenderal; (2) Direktorat Keswan; (3) Direktorat Usaha-usaha Peternakan dan (4) Badan Koordinasi Lembaga-lembaga Penelitian dan Pendidikan Peternakan (BKLPP).Â
BKLPP mengordinasikan Lembaga Penelitian Peternakan, Lembaga Penelitian Penyakit Hewan, Lembaga Virologi Hewan dan Lembaga Pendidikan dan Kesehatan Hewan yang terdiri dari 2 SNAKMA, di Bogor dan Malang.
Pada Pelita IV, Presiden Soeharto membentuk jabatan baru yakni Menteri Muda Urusan Peningkatan Produk Peternakan dan Perikanan (Menmud UP4).Â
Menmud UP4 diharapkan lebih memprioritaskan perhatian pembangunan peternakan. Adapun Menmud yang diangkat adalah Prof. JH Hutasoit. Beliau merupakan mantan Dirjen Peternakan, memiliki kiprah di beberapa lembaga serta merupakan pendiri Fakultas Peternakan IPB. Beliau tercatat pernah menjadi Dekan FAPET IPB.