Medio 26 Agustus 1836, pemerintah Hindia Belanda tercatat pertama kali mengeluarkan ketetapan yang diterbitkan secara resmi melalui plakat (selebaran) terkait larangan pemotongan sapi betina produktif. Momentum inilah yang dijadikan sebagai dasar penetapan hari lahir peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia.
Meskipun pengembangan peternakan sudah dimulai pada awal tahun 1830-an akan tetapi pembentukan Jawatan Kehewanan dengan nama Veeartsenijkundige Dienst (VD) baru dibentuk pada 1841.Â
Adapun jawatan ini berada di bawah Departemen Dalam Negeri yang kemudian pada 1851 dipindahkan ke naungan militer/kavaleri yang dipimpin oleh Direktur Kebudayaan. Pemindahan ini didasarkan pada Besluit Gubernur Jenderal tanggal 24 Desember 1851 No. 3.
Enam tahun setelahnya, tepat pada 1 Januari 1867 Jawatan Kehewanan berpindah ke naungan Departemen Pendidikan, Kebudayaan dan Kerajinan.Â
Pada 1885 kembali berpindah ke naungan Departemen Dalam Negeri. Sedangkan Tahun 1905 Jawatan Kehewanan dilimpahkan ke Departemen Pertanian dan Perdagangan. Keputusannya tertuang dalam Staatblad No. 380 Tahun 1904.
Instansi Jawatan Kehewanan ini terus berkembang dan berkali-kali berubah nama. Hingga akhirnya kemudian berubah menjadi institusi yang dikenal sekarang dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Sedikit menengok ke zaman penjajahan Belanda. Di masa itu urusan peternakan terbengkalai, pembinaan peternakan hampir tidak dilakukan.Â
Pemerintah Jepang mengganti beberapa nama instansi, Veeartsenijkundeg Institut diubah menjadi Badan Penyelidikan Penyakit Hewan (BPPH).Â
Selain itu Sekolah dokter hewan pun diganti nama menjadi Semon Zui Gakko hingga pertengahan 1945 yang menjadi cikal bakal perguruan tinggi kedokteran hewan pada 20 September 1946.
Pada era orde lama, berbagai kegiatan pembangunan peternakan digeliatkan diantaranya Kasimo Plan, kegiatan inseminasi buatan dan menggalakkan semboyan 4 sehat 5 sempurna.
Kasimo plan merupakan rencana tiga tahunan, sejak 1948 hingga 1950 yang bertujuan meningkatkan produksi pangan dengan cara melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian.