Mohon tunggu...
Sulasmi Kisman
Sulasmi Kisman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Ternate, Maluku Utara

http://sulasmikisman.blogspot.co.id/ email: sulasmi.kisman@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Plesiran Menikmati Keindahan Ternate (1)

17 November 2019   21:43 Diperbarui: 17 November 2019   21:55 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dokpri) Halaman depan Masjid Raya Al-Munawwar Ternate

(dokpri) Masjid Kesultanan Ternate
(dokpri) Masjid Kesultanan Ternate
Masjid Sultan Ternate yang terletak di bagian Utara Kota Ternate tepatnya di kawasan Jalan Sultan Khairun, Kelurahan Soa-Sio menjadi bukti kejayaan Kesultanan Islam tempo dulu. Masjid dibangun dengan komposisi bahan yang terbuat dari susunan batu dengan bahan perekat dari campuran kulit kayu pohon Kalumpang. Arsitekturnya mengambil bentuk segi empat dengan atap berbentuk tumpang limas, dimana tiap tumpang dipenuhi dengan terali-terali berukir.

(dokpri) Masjid Kesultanan Ternate tampak samping
(dokpri) Masjid Kesultanan Ternate tampak samping
Masjid ini berbeda dengan masjid pada umumnya karena aturannya yang tegas. Aturan tersebut berupa larangan memakai sarung atau wajib menggunakan celana panjang bagi jemaahnya dan larangan bagi perempuan untuk beribadah di masjid ini. Mengingat sejak dahulu, masjid memang menjadi salah satu tempat yang dianggap suci dan harus dihormati oleh masyarakat Ternate. Larangan bagi kaum hawa untuk beribadah di masjid ini didasarkan pada alasan untuk menjaga kesucian masjid, yaitu supaya tempat ibadah ini terhindar dari ketidaksengajaan perempuan yang tiba-tiba saja datang bulan (haid).

(dokpri) Halaman depan Masjid Raya Al-Munawwar Ternate
(dokpri) Halaman depan Masjid Raya Al-Munawwar Ternate
Tak berlama-lama, kami pun segera melanjutkan perjalanan menuju Masjid Raya Al-Munawwar Ternate. Bu Husna menyebutnya: Masjid Terapung. Bukan tanpa alasan, lokasi Masjid memang berdiri di atas tanah reklamasi, tepat di pesisir pantai dekat Taman Nukila. Melewati pasar Bahari Berkesan, sekitar lima menit dari Benteng Orange sampailah kami di halaman depan Masjid Raya Al Munawwar. 

Masjid yang memiliki luas 9512 m2 ini mampu menampung 15000 jamaah sekaligus. Kehadiran Masjid yang diarsitekturi Ir. H. Helmy Al Amary ini merepresentasikan visi Kota Ternate yaitu Kota Madani. Hampir 95% dari 650 ribu lebih penduduk Ternate adalah pemeluk agama Islam. Dan kebetulan Sabtu pagi kala itu, ada acara khitanan massal. 

Pelataran masjid dipenuhi anak-anak lelaki yang sedang memakai sarung. Pemandangan indah, ramai nan lucu. Di arah berbeda Prof.Suprayitno, Prof Sedarnawati dan Bu Husna terlihat sibuk mengabadikan momen di halaman belakang masjid yang berdekatan dengan pantai. Indah sekali bukan?

Tak sampai setengah jam di Masjid Al-Munawwar, kami melanjutkan pejalanan menuju selatan Kota Ternate. Prof. Suprayitno ingin sekali mencari durian, maklum saja waktu itu memang berpapasan dengan musim durian. Keinginan itu memuncak karena sedari tadi mobil dipenuhi aroma durian yang cukup menyengat. 

Pak Burhan mengakui belum sempat membersihkan mobil dan kebetulan tamu yang diantar seharian kemarin juga menggondoli durian satu ikat di dalam mobil. Karena itulah ketika Prof. Suprayitno, Prof Sedarnawati dan Bu Husna mengelilingi masjid; saya, pak Burhan dan pak Rizal pun sibuk membubuhi kopi di setiap sudut mobil. Tujuannya untuk meredam bau yang menyengat.

Sempat membaca artikel bahwasanya kopi memiliki kafein yang mana kafein tersebut mengandung atom nitrogen yang dapat meningkatkan kemampuan karbon menyerap sulfur. Walhasil, bubuk kopi ataupun ampas kopi dapat menghilangkan bau tak sedap. Peneliti dari Seoul National University, Han Seouk yang dikutip seva.id pernah menyebutkan bahwa kopi mengandung senyawa heterosiklik yang dapat mempengaruhi perasaan seseorang, seperti rasa sedih dan ketenangan saat mencium aromanya. 

Jadi jika menggunakan kopi sebagai pengharum kabin mobil, maka suasana berkendara akan menjadi lebih nyaman, terutama bagi yang sensitif dengan bau-bauan. Sudahkah anda mencoba?

Kembali pada perjalanan yang menyenangkan. Kami hendak bergegas ke selatan kota Ternate tepat pada pukul 10.30. Namun sayangnya, pak Burhan menggantikan posisinya dengan pak Rizal karena ada kesibukan lainnya. Kemudi beralih kendali tetapi perjalanan mengelilingi Ternate harus tetap dilalui dengan riang hati. Pak Rizal bilang ada beberapa tempat yang menjajakkan durian: di depan Danau Laguna, Ngade dan di sepanjang jalan di kelurahan Fora. Tetapi serta-merta pak Rizal mengarahkan lokasi yang akan kita kunjungi yaitu kelurahan Fora.

(dokpri) Benteng Kalamata Ternate
(dokpri) Benteng Kalamata Ternate
Mobil berjalan melaju,  melewati Taman Nukila dan Landmark Kota Ternate. Sebelum sampai di Fora, kurang lebih 10 menit dari Masjid Al Munawwar, pak Rizal berhenti tepat di depan Benteng Kalamata. Prof. Suprayitno, Prof. Sedarnawati, Bu Husna dan juga saya segera turun dan gercep mengambil beberapa foto. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun