Awan mendung telah mengelabui kota ini
Gerimis turun dengan percikan perlahan
Menjadi musik klasik dalam renungan panjang
Sayhdunya hati telah terpenjarakan
Pautan pandang menjadi ilustrasi dan bayangan
Kenyataan rindu tak terbantahkan
Dengan adanya bayangan dibalik kaca kos-kosan
Membuat hati bercengkraman dengan alunan musik klasikal percikan hujan
Siapakah gerangan di balik kaca itu
Menawan nan anggun bagaikan peri/malaikat bersayap ganda
Mendekat didepan pandangan mata
Dengan menyapa, aku lah gerangan yang kau rindukan itu wahai laki-laki bayangan
Sontak pun seketika, dengan berbalik tanya benarkah begitu?
Sang peri telah menjelma menjadi gadis kenyataan
Bukan lagi bayangan dibalik kaca itu
Dan mendekap batin ini seraya berkata "maukah kau mendekat dengan ku lebih dekat lagi laki-laki bayangan"
Inikah balasan atas banyang itu
Menjadi syahdu diatas hati yang tengah rindu
Menyatu dan bersatu dalam raga dan qalbu
Sehingga, tak lagi berseteru dengan bayangan-bayangan itu