Mohon tunggu...
Sukrisno Santoso
Sukrisno Santoso Mohon Tunggu... wiraswasta -

Guru Bahasa Indonesia di SMPIT Mutiara Insan Sukoharjo. Menyukai buku, kopi, dan puisi. Menulis "Catatan Kecil" di www.sukrisnosantoso.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menentukan Nasib Masa Depan Anak

9 September 2016   19:27 Diperbarui: 9 September 2016   21:30 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali orang tua atau guru dalam kondisi marah mengeluarkan kata-kata yang menghakimi anak. Misalnya, “Kamu anak nakal, bakal menjadi preman kalau besar nanti,” “Dasar pemalas, apa mau jadi gelandangan kalau sudah besar?”

Kata-kata tersebut keluar karena terlewatinya batas kesabaran orang dewasa atas tingkah laku anak yang menjengkelkan. Dengan kata-kata kasar tersebut, memang ada kemungkinan si anak akan tersadar atas kesalahannya. Namun, ada kemungkinan pula malah membuat si anak bertambah nakal karena merasa tidak bisa dimengerti.

Dengan pengertian dan perhatian, permasalahan anak bisa digali dan dicari permasalahannya bersama-sama dengan melibatkan anak. Di situlah pentingnya komunikasi antara orang dewasa dan anak. Dengan komunikasi yang baik, harapannya setiap kesalahan anak tidak disikapi dengan hukuman yang menyakitkan.

Dengan demikian, orang dewasa –orang tua dan guru—tidak akan dengan semena-mena “menentukan nasib” masa depan anak atau siswa dengan hanya melihat beberapa kenakalan atau kesalahannya.

***

Sukoharjo, 9 September 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun