Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kota Solo tidak Punya Laut tetapi Punya Selat

2 Mei 2018   16:53 Diperbarui: 24 Agustus 2018   12:37 2818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resep Selat Solo

Bahan:

  • 500 gr daging has dalam, potong melintang serat
  • 6 bh bawang merah, iris tipis
  • 4 sdm kecap manis
  • 1 bh tomat, potong-potong
  • 1 cm kayumanis
  • 2 bh cengkeh
  • potong pala
  • 2 sdm margarin
  • 250 ml air
  • Haluskan:
  • 5 siung bawang putih
  • 1 sdt lada
  • 1 sdt garam

Pelengkap:

  • 200 gr buncis, potong 3 cm, rebus hingga matang
  • 200 gr wortel, potong 3 cm, rebus hingga matang
  • 4 putih telur rebus, iris panjang

Saus:

  • 4 kuning telur, haluskan
  • 150 gr margarin cair
  • 3 sdm air jeruk nipis
  • 1 sdm gula pasir
  • 1 sdt garam

Cara membuat:

Bistik daging: lelehkan margarin, tumis bawang merah sampai layu, masukkan bumbu halus, setelah harum, masukkan daging, cengkeh, pala, kayumanis dan air, masak hingga daging empuk.

Setelah daging empuk tambahkan kecap dan tomat, masak hingga mengental, angkat, sisihkan.

Saus (kuah): campur semua bahan saus hingga rata.

Cara penyajian selat Solo

  • Atur sayuran, keripik kentang, dan telur rebus di atas piring
  • Taruh potongan bistik lidah dan tuang kuahnya
  • Tambahkan satu sendok makan mayones di atas selada
  • Sajikan

Ketika menyantap selat Solo biasanya semua bahan diaduk. Paling tidak mayones diaduk bersama kuahnya. Mayones berfungsi mengentalkan sekaligus menambah rasa pada kuah.

Konon, meski namanya selat Solo, masakan ini sebenarnya merupakan adaptasi dari bistik versi para nyonya dan noni Belanda di masa kolonial, bukan salad seperti yang biasa muncul dalam menu makanan barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun