Mohon tunggu...
Sukmasih
Sukmasih Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Resmi

Menulis berbagai hal dari sudut pandang kajian ilmu komunikasi. Belajar di Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Dilema Komunikasi Modern: Bagaimana AI Mengubah Cara Kita Menulis dan Berkomunikasi?

3 Juni 2024   07:31 Diperbarui: 3 Juni 2024   07:59 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi apa yang terjadi jika kita memasukkan data alami yang kita miliki ke dalam program AI?

Maka akan terjadi keanehan linguistik yang muncul dalam hasil AI, tidak peduli apa yang kita minta untuk dihasilkan.

Keterbatasan Ekspresi Emosi dalam Tulisan AI

Coba ingat apakah kita pernah menemukan posting LinkedIn yang paling membosankan atau pernyataan perusahaan yang paling tidak bernyawa yang pernah kita baca, dan betapa banyaknya yang mirip seperti itu. Sangat jarang menemukan satu yang benar-benar menonjol.

Generator teks AI menyerap semuanya sebagai data, dan mayoritas data tersebut berkisar dari biasa-biasa saja hingga sangat buruk. Akibatnya, teks yang dihasilkan seringkali juga sama buruknya.

Meskipun demikian, dalam dunia komunikasi, teks yang dihasilkan oleh AI memiliki banyak kegunaan dan dapat mempercepat banyak proses. Ini sering menjadi titik awal yang bagus saat kita tidak tahu harus menulis apa, atau tidak punya waktu untuk menulis ulang pesan yang sama untuk berbagai platform.

Namun, penting untuk diingat bahwa inti dari komunikasi adalah pemahaman mendalam tentang kemanusiaan dan mencerminkan itu dalam setiap ungkapan dari organisasi atau pemimpin. Jika tulisan kita terdengar seperti "muntahan seni" robot, itu mungkin tidak akan membantu dalam hal kepuasan.

Jujur saja, tulisan AI yang jelas terbaca seperti hasil robot sangat menjengkelkan, terutama dari profesional PR yang mencoba meyakinkan untuk meliput karya kreatif mereka dengan frasa yang paling generik.

Salah satu keterbatasan tulisan AI dalam komunikasi adalah kurangnya ekspresi emosi yang dapat ditampilkan. Tulisan AI cenderung terasa hambar dan tidak memiliki nuansa emosi yang dapat dirasakan oleh pembacanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan AI dalam memahami dan menyampaikan emosi manusia. Emosi manusia dapat ditunjukkan melalui berbagai cara, seperti intonasi suara yang berbeda, penggunaan bahasa tubuh, atau penggunaan emotikon. Namun, AI belum dapat mengenali dan menginterpretasi semua nuansa emosi ini dengan baik. Sehingga, tulisan AI cenderung terasa datar dan tidak dapat menyampaikan emosi dengan baik kepada pembaca.

Selain itu, kekurangan dalam ekspresi emosi juga dapat mempengaruhi cara komunikasi yang efektif antara manusia dan AI. Dalam komunikasi manusia, ekspresi emosi sangat penting untuk memperjelas makna dan niat di balik kata-kata yang diucapkan. Namun, ketidakmampuan AI untuk mengekspresikan emosi dengan baik dapat menyebabkan pesan yang disampaikan menjadi ambigu atau terjadi kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan.

Perbedaan Budaya dan Konteks dalam Komunikasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun