Mohon tunggu...
Rai Sukmaning
Rai Sukmaning Mohon Tunggu... Administrasi - Perekayasa

Tinggal di Bali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Mengikatkan Tali Sepatu

10 Maret 2016   19:17 Diperbarui: 12 Maret 2016   20:24 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama beberapa waktu, aku berdiri bisu memandangi gagang telepon. Tanpa kusadari, Ibu sudah berdiri di belakangku.

“Jangan bersedih,” dia menepuk pundakku. “Ibu punya sesuatu yang akan membuatmu merasa mendingan.”

Dia kemudian menghilang ke dalam kamarnya dan keluar membawa sebentuk kotak yang dibungkus kertas bergambar Hello Kitty. Dia menyerahkannya padaku, lalu aku membukanya secepat yang kubisa.

“Apa ini?” tanyaku. “Sepatu,” sahut Ibu.

Aku melihatnya baik-baik. Tak ada apapun dalam kotak tersebut. Sambil memikirkan Gelgel, aku kemudian mengenakan apa-yang-disebut-sepatu-oleh-Ibuku itu dengan gembira. Ketika aku selesai dan hendak menunjukkan betapa cocok sepatu itu untukku, aku menyadari kalau tubuh Ibu memudar, berangsur-angsur, dimulai dari kaki ke kepala, hingga hilang sepenuhnya.

Aku berkata pada diriku sendiri, jangan khawatir. Dia akan kembali—mungkin tidak dalam waktu dekat.

(Tampaksiring, 28 Februari 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun