Namun hati saya semakin tak karuan, si tukang ojek langsung tancap gas, pun tanpa helm (pelindung kepala) termasuk saat menghidupkan motor tidak pakai kunci tetapi hanya menyambungkan beberapa kabel saja.Â
Saya katakan dengan suara tenang meski hati tak tenang, supaya tidak perlu terburu-buru dan saya tanya mengapa tidak pakai helm? singkat cerita, beliau bilang "petugasnya kenal jadi aman" kembali saya katakan, bukan soal perkara ditilang, tetapi helm juga berfungsi melindungi kepala. Untungnya setiap ucapan saya ditanggapi dengan baik, dan puji Tuhan saya tiba di tempat tujuan dengan selamat.
Saya keduluan di lokasi 2 jam lebih cepat dari waktu yang ditentukan, dan belum terlihat peserta lain yang datang, padahal mungkin lokasi saya lebih jauh. Supaya tidak jenuh, saya mengajak ngobrol penjual kembang disana, bertanya beberapa hal, seperti sudah berapa lama berjualan, apa suka dukanya dan hal lainnya, menarik iya, next mungkin akan menjadi sebuah tulisan.
Selang beberapa menit kemudian Mba Ira tiba bersama Joe, disusul peserta lainnya. Selayaknya dalam satu event, kita saling sapa, memperkenalkan diri, bukankah dengan saling kenal maka akan saling sayang?Â
Sekitar pukul 12.30, kami memulai tur dan tidak jauh dari pintu masuk komplek TPU tersebut, sudah terlihat kemegahan Mausoleum OG Khouw dengan pilar-pilar dari marmer, konon didatangkan langsung dari Itali.Â
Bangunannya pun cukup tinggi, membentuk sebuah bangunan segi delapan karena ada delapan tiang penyangga juga dari marmer, wajar jika hanya untuk membangun Mausoleum tersebut menghabiskan budget milyaran rupiah.
Makam ini rupanya khusus untuk  non muslim, di beberapa makam ada kutipan ayat Alkitab diukir di atas batu marmer tersebut. Dan jika diperhatikan mayoritas yang dimakamkan disana berasal dari etnis Tionghoa, meskipun ada juga dari etnis lain. Pantesan saja hari itu saya melihat banyak peziarah dari etnis Tionghoa.
Mba Ira Lathief juga menjelaskan kisah Mausoleum OG Khouw ini adalah lambang keabadian cinta yang paling megah di Asia Tenggara. Seperti di Agra India ada Taj Mahal juga merupakan Mausoleum termasuk paling megah di dunia. Yang membedakan keduanya, jika
 Taj Mahal dibangun oleh Syah Jehan untuk istrinya yang sangat dicintainya, sebaliknya Mausoleum OG Khouw dibangun sang istri untuk suami tercintanya.