Mohon tunggu...
Sukmawati
Sukmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Bukan siapa-siapa

Suka melancong

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Keabadian Cinta Mausoleum OG Khouw, Jadi Cagar Budaya Jakarta

13 Oktober 2024   20:41 Diperbarui: 13 Oktober 2024   20:51 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun hati saya semakin tak karuan, si tukang ojek langsung tancap gas, pun tanpa helm (pelindung kepala) termasuk saat menghidupkan motor tidak pakai kunci tetapi hanya menyambungkan beberapa kabel saja. 

Saya katakan dengan suara tenang meski hati tak tenang, supaya tidak perlu terburu-buru dan saya tanya mengapa tidak pakai helm? singkat cerita, beliau bilang "petugasnya kenal jadi aman" kembali saya katakan, bukan soal perkara ditilang, tetapi helm juga berfungsi melindungi kepala. Untungnya setiap ucapan saya ditanggapi dengan baik, dan puji Tuhan saya tiba di tempat tujuan dengan selamat.

Saya keduluan di lokasi 2 jam lebih cepat dari waktu yang ditentukan, dan belum terlihat peserta lain yang datang, padahal mungkin lokasi saya lebih jauh. Supaya tidak jenuh, saya mengajak ngobrol penjual kembang disana, bertanya beberapa hal, seperti sudah berapa lama berjualan, apa suka dukanya dan hal lainnya, menarik iya, next mungkin akan menjadi sebuah tulisan.

Selang beberapa menit kemudian Mba Ira tiba bersama Joe, disusul peserta lainnya. Selayaknya dalam satu event, kita saling sapa, memperkenalkan diri, bukankah dengan saling kenal maka akan saling sayang? 

Sekitar pukul 12.30, kami memulai tur dan tidak jauh dari pintu masuk komplek TPU tersebut, sudah terlihat kemegahan Mausoleum OG Khouw dengan pilar-pilar dari marmer, konon didatangkan langsung dari Itali. 

Dokpri WKJ
Dokpri WKJ

Bangunannya pun cukup tinggi, membentuk sebuah bangunan segi delapan karena ada delapan tiang penyangga juga dari marmer, wajar jika hanya untuk membangun Mausoleum tersebut menghabiskan budget milyaran rupiah.

Dokpri Sukma
Dokpri Sukma
Makam ini rupanya khusus untuk  non muslim, di beberapa makam ada kutipan ayat Alkitab diukir di atas batu marmer tersebut. Dan jika diperhatikan mayoritas yang dimakamkan disana berasal dari etnis Tionghoa, meskipun ada juga dari etnis lain. Pantesan saja hari itu saya melihat banyak peziarah dari etnis Tionghoa.

Mba Ira Lathief juga menjelaskan kisah Mausoleum OG Khouw ini adalah lambang keabadian cinta yang paling megah di Asia Tenggara. Seperti di Agra India ada Taj Mahal juga merupakan Mausoleum termasuk paling megah di dunia. Yang membedakan keduanya, jika

 Taj Mahal dibangun oleh Syah Jehan untuk istrinya yang sangat dicintainya, sebaliknya Mausoleum OG Khouw dibangun sang istri untuk suami tercintanya.

Dokpri Sukma
Dokpri Sukma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun