Mohon tunggu...
Sukmawati
Sukmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Bukan siapa-siapa

Suka melancong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Horor dalam Tradisi

3 Agustus 2024   05:46 Diperbarui: 3 Agustus 2024   09:41 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Penampilan Seniman Boyke Sulaiman dalam Berpuisi

Selain itu cerita horor dianggap menarik karena mengeksplorasi tema-tema psikologis, supranatural dan misteri yang memancing rasa penasaran.

"Bagi masyarakat Jawa, horor yang berasal dari dunia gaib tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan dunia gaib, juga digunakan untuk meraih dan melegitimasi kekuasaan saja serta pengobatan psikis maupun fisik karena dilakukan secara turun temurun selama ratusan tahun. Horor mestinya ditempatkan sebagai sebuah budaya yang sejajar dengan budaya-budaya lain" Jelas  Yon Bayu Wahyono dalam Diskusi Meja Panjang di Aula PDS HB Jassin, Kompleks Taman Ismail Marzuki, pada Jumat, 26 Juli 2024.

Dalam diskusi yang dihadiri lebih dari 100 peserta tersebut, atau di luar ekspektasi karena perkiraan sekitar 50 peserta, Yon Bayu menyatakan, bahwa raja-raja di Jawa membutuhkan makhluk gaib untuk menopang kekuasaannya. 

Seperti  cerita tentang Wahyu keprabon, di mana jika seseorang mendapat Wahyu tersebut maka sah menjadi penguasa atau raja dan ini sudah ada sejak zaman Ken Arok pendiri kerajaan Tumpel (Singhari) hingga penembahan Senopati pendiri Kerajaan Mataram Islam . 

"Wahyu bersifat gaib. Wahyu yang diterima Ken Arok melalui perantara betis Ken Dedes, sementara Wahyu burung Gagak Enprit yang menjadi legitimasi keturunan Ki Ageng Pemanahan menjadi penguasa Tanah Jawa, dan diturunkan melalui buah kelapa.

Baik Wahyu yang diterima Ken Arok, maupun raja-raja Jawa lainnya tidak perlu pembuktian karena bersifat gaib", Kata Yon Bayu, penulis novel prasa, Operasi Tanpa Nama.

Dokpri Yon Bayu Pembicara Utama
Dokpri Yon Bayu Pembicara Utama
Lanjut Yon Bayu Selaku Pembicara Utama pada Diskusi Meja Panjang tersebut, bahwa makhluk gaib juga menjadi sarana pengobatan hingga kini dan  jasa paranormal atau dukun gaya baru masih dipercaya bahkan menjadi junjungan tokoh-tokoh ternama,  yang rela mengeluarkan uang ratusan juta hingga miliaran rupiah demi pengobatan sampai bantuan secara gaib untuk meraih kedudukan politik. 

Sementara dalam seni hiburan hampir semuanya berhubungan dengan makhluk gaib baik secara langsung atau hanya sarana. Seperti sintren dan kuda kepang, permainan yang melibatkan makhluk gaib secara langsung. Termasuk pengelaran wayang kulit juga membutuhkan bantuan makhluk gaib untuk menunda hujan.

Tanpa disadari sejak lahir sampai mati manusia Jawa hidup bersisian dan berkelindan dengan makhluk gaib. Bahkan saat lahir sudah membawa makhluk gaib yang disebut sedulur pancer. Seperti mempercayai ari-ari dan orok bersaudara. ari-ari hidup di alam gaib dan orok hidup di alam fana.

Horor pun hanya untuk mengeksploitasi ketakutan dan sensualitas tubuh perempuan berdasarkan pada cerita kaum urban atau urban legend.

Namun  dampaknya semua budaya Jawa yang berkelindan  dengan makhluk gaib atau horor mendapat stigma yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun