Persepsi sosial lainnya menganggap bahwa korban pelecehan seksual sebagai aib dan dipandang hina sehingga menyebabkan korban kurang asertif atau kurang tegas ketika mendapatkan perlakuan pelecehan seksual.
Sedangkan dari segi agama adalah kurang berkualitasnya perjalanan seseorang dalam sebuah tatanan tertentu pada jalur keagamaan.
Lalu bagaimana cara kita mencegah pelecehan seksual tersebut ?
Pertama, pentingnya pengetahuan tentang bentuk pelecehan seksual diberikan kepada masyarakat dan respons jika ada yang melakukan pelecehan seksual, ini bisa meminimalisir seseorang menjadi korban maupun melakukan pelecehan seksual.
Kedua, harus memperbaiki citra perempuan dan kedudukan antara laki-laki dan perempuan. Â Dimana salah satu faktor dalam konteks sosial yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual adalah adanya budaya yang menganggap laki-laki lebih superior dari perempuan. Sehingga menyebabkan motif sewenang-wenang termasuk pelecehan seksual.
Ketiga, peningkatan religiusitas dalam arti ketika seseorang mendapatkan pengalaman dan kesadaran tentang adanya Tuhan yang tentunya akan ditindaklanjuti dengan penyelarasan perilaku dengan aturan Tuhan.
Dalam hal ini pihak agamawan juga dapat mengambil peran mengajarkan tafsir yang tepat terhadap teks keagamaan yang berpotensi disalahtafsirkan sehingga memunculkan diskriminasi.
Keempat, peningkatan ketegasan aparat keamanan dalam menindaklanjuti laporan pelecehan seksual. Â Karena laporan korban pelecehan seksual terkadang tidak ditanggapi secara serius.
Kelima, lebih memperbaiki  kualitas hubungan antara orangtua dengan anak. Keluarga hendaknya mampu mengambil peran untuk memberikan pendidikan terkait perilaku bersikap tegas.
Keenam, penanganan terhadap pelaku pelecehan seksual dan parafilia dengan pendekatan psikologis, medis, dan keagamaan.
Karena sebagian pelaku pelecehan seksual, selain menemukan kesempatan melakukan pelecehan seksual, juga karena memiliki abnormalitas berupa parafilia.