Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ernest Hemingway, Tokoh Sastra Amerika

4 Mei 2023   10:38 Diperbarui: 4 Mei 2023   10:40 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ERNEST HEMINGWAY

Sukir Santoso

Ernest Hemingway (1899-1961) adalah seorang penulis terkenal Amerika yang dikenal karena karyanya yang mempengaruhi gaya penulisan modern. Ia lahir di Oak Park, Illinois dan menghabiskan masa kecilnya di Midwest Amerika. Ayahnya adalah seorang dokter yang mengenalkan Hemingway pada olahraga, terutama berburu dan memancing, yang akan memengaruhi karyanya di masa depan.

Pada usia 18, Hemingway bergabung dengan American Red Cross dan dikirim ke Italia selama Perang Dunia I. Dia mengalami luka-luka parah selama perang dan kemudian kembali ke Amerika Serikat untuk pulih. Pengalaman perangnya memengaruhi karya-karya awalnya, termasuk novelnya yang terkenal "The Sun Also Rises" dan "A Farewell to Arms."

Setelah perang, Hemingway mulai bekerja sebagai jurnalis di Paris. Dia menghabiskan banyak waktu di Paris, dan kota itu menjadi pusat budaya bagi para penulis dan seniman Amerika yang tinggal di sana pada saat itu. Hemingway berteman dengan banyak penulis terkenal seperti Gertrude Stein, F. Scott Fitzgerald, dan James Joyce.

Kemudian munculah karya-karya novelnya yang terkenal "The Sun Also Rises," "A Farewell to Arms," "For Whom the Bell Tolls" dan "The Old Man and the Sea" disamping karya-karya yang lainnya.

The Sun Also Rises

"The Sun Also Rises" adalah sebuah novel modernis klasik karya Ernest Hemingway yang diterbitkan pada tahun 1926. Novel ini mengisahkan kisah sekelompok teman-teman Amerika dan Eropa yang berkumpul di Paris pada tahun 1920-an. Mereka adalah generasi yang terpengaruh oleh pengalaman perang, kebingungan moral, dan kekosongan spiritual setelah Perang Dunia I.

Cerita dimulai dengan perkenalan tokoh utama, Jake Barnes, seorang wartawan Amerika yang bekerja di Paris. Jake telah terluka parah dalam Perang Dunia I dan kehilangan kemampuan seksualnya. Dia memiliki hubungan yang rumit dengan Brett Ashley, seorang perempuan yang menawan dan mandiri yang telah menikah dan bercerai beberapa kali. Brett adalah simbol dari kebebasan dan keindahan. Ia adalah seorang wanita Inggris yang juga menjadi objek cinta dari banyak pria yang dikenalnya

 Ceritanya mengikuti sekelompok teman Amerika dan Inggris yang melakukan perjalanan ke Spanyol selama Pamplona Fiesta dan bertarung dengan kebingungan dan kekosongan pasca Perang Dunia I.

Novel ini juga memperlihatkan ketertarikan Hemingway terhadap tradisi maskulin dan kekuatan fisik.

Jake dan Brett melakukan perjalanan ke Pamplona, Spanyol, untuk menghadiri festival tauromachy. Mereka ditemani oleh teman-teman mereka, termasuk teman lama Jake, Robert Cohn, seorang penulis muda yang sering merasa tidak aman dan mudah tersinggung, dan Mike Campbell, seorang aristokrat kaya yang juga jatuh cinta pada Brett.

Saat mereka berada di Spanyol, terjadilah drama cinta segitiga antara Jake, Brett, dan Robert Cohn. Selain itu, mereka juga menikmati pertunjukan bullfighting yang menjadi bagian penting dari festival tersebut.

Meskipun mereka menikmati waktu yang menyenangkan di Spanyol, para karakter masih merasakan kekosongan dan kebingungan di dalam diri mereka, yang dapat dilihat dari perilaku mereka yang cenderung minum terlalu banyak dan mencari sensasi. Novel ini menggambarkan perasaan kehilangan, kekosongan, dan kebingungan yang banyak dirasakan oleh generasi muda setelah Perang Dunia I.

Secara keseluruhan, "The Sun Also Rises" adalah karya sastra modernis yang menggambarkan kebingungan dan kekosongan pasca-Perang Dunia I, melalui karakter-karakter yang cenderung mencari sensasi dan kepuasan diri di dalam hidup mereka.

A Farewell to Arms

"A Farewell to Arms" adalah sebuah novel karya Ernest Hemingway yang diterbitkan pada tahun 1929. Novel ini mengisahkan kisah cinta antara Frederic Henry, seorang letnan Amerika yang bertugas sebagai sukarelawan dalam pasukan ambulans Italia pada Perang Dunia I, dan seorang perawat Inggris bernama Catherine Barkley.

Cerita dimulai ketika Henry bertemu dengan Catherine di rumah sakit di Milan, tempat Catherine bekerja sebagai perawat. Mereka saling tertarik dan mulai menjalin hubungan meskipun Henry masih terikat dengan perempuan lain. Namun, kebahagiaan mereka terganggu ketika Henry terluka parah di medan perang dan dipindahkan ke rumah sakit lain.

Setelah sembuh, Henry mencari Catherine dan mereka memulai hidup baru bersama-sama. Mereka pindah ke kota kecil di Swiss, di mana mereka menyembunyikan hubungan mereka dari pihak berwenang karena Henry masih terikat dengan kontrak militer dan tidak diizinkan meninggalkan pasukan. Mereka hidup dengan sederhana dan bahagia sampai Catherine hamil.

Namun, kebahagiaan mereka berakhir ketika Henry dipanggil kembali ke medan perang. Henry mencoba kabur ke Swiss dengan bantuan seorang teman, tetapi rencananya gagal dan dia dipenjara. Akhirnya, Henry melarikan diri dari penjara dan kembali ke Swiss untuk menemui Catherine, yang telah melahirkan bayi mereka. Catherine mengalami komplikasi saat melahirkan dan meninggal dunia. Henry kehilangan segalanya, termasuk keyakinannya pada Tuhan dan arti dari perang itu sendiri.

"A Farewell to Arms" menggambarkan kekejaman dan kekacauan Perang Dunia I, serta pengaruhnya pada kehidupan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Novel ini juga menunjukkan bahwa cinta dan harapan dapat tumbuh di tengah-tengah kesulitan, tetapi terkadang takdir bisa menghancurkannya.

For Whom the Bell Tolls

"For Whom the Bell Tolls" adalah sebuah novel karya Ernest Hemingway yang diterbitkan pada tahun 1940. Ceritanya mengikuti perjalanan seorang sukarelawan Amerika, Robert Jordan, yang bergabung dengan gerilyawan Republik Spanyol selama Perang Saudara Spanyol pada tahun 1930-an.

Cerita dimulai dengan Jordan yang tiba di wilayah pegunungan Spanyol untuk melakukan misi penting, yaitu meledakkan sebuah jembatan penting yang akan membantu gerilyawan Republik mengalahkan pasukan pemberontak Nasionalis. Jordan bertemu dengan kepala gerilyawan, Pablo, dan istrinya, Pilar, serta beberapa anggota gerilyawan lainnya yang menjadi temannya selama misi tersebut.

Selama menjalankan misi, Jordan terus berusaha untuk tetap fokus dan bertindak profesional meskipun ia terlibat dalam perang saudara yang sangat berdarah. Ia juga jatuh cinta pada seorang wanita Spanyol bernama Maria, yang merupakan anggota gerilyawan yang selamat dari pembantaian keluarganya oleh tentara Nasionalis.

Jordan dan gerilyawan lainnya menghadapi banyak rintangan dan tantangan selama menjalankan misi mereka, termasuk serangan dari pasukan musuh dan ketidaksetiaan dari sebagian anggota gerilyawan mereka sendiri. Namun, mereka tetap bertekad untuk menyelesaikan misi dan membantu Republik dalam perang saudara yang berkecamuk.

Novel ini juga menggambarkan konflik dalam diri Jordan, yang berusaha menyeimbangkan tugasnya sebagai seorang prajurit dengan perasaannya sebagai seorang manusia yang memiliki ikatan emosional dengan Maria. Ia juga menghadapi pertanyaan moral tentang perang dan kekerasan, serta pertimbangan apakah perjuangan Republik benar-benar sebanding dengan kerugian dan penderitaan yang ditimbulkan oleh perang.

Secara keseluruhan, "For Whom the Bell Tolls" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perang saudara Spanyol dan pengalaman seorang sukarelawan Amerika di dalamnya, serta pertimbangan moral dan konflik internal yang muncul dalam situasi perang.

The Old Man and the Sea

"The Old Man and the Sea" adalah sebuah novel pendek karya Ernest Hemingway yang diterbitkan pada tahun 1952. Ceritanya mengikuti perjuangan seorang nelayan tua, Santiago, yang berjuang menangkap seekor ikan besar di lepas pantai Kuba.

Santiago telah berbulan-bulan gagal menangkap ikan dan dianggap sebagai nelayan sial oleh orang-orang di desanya. Namun, ia tidak kehilangan semangatnya dan tetap berusaha menangkap seekor ikan yang pantas dengan reputasinya sebagai nelayan terbaik. Suatu hari, Santiago memutuskan untuk pergi ke laut yang lebih dalam untuk mengejar ikan besar.

Setelah melalui perjuangan yang panjang dan melelahkan, Santiago akhirnya berhasil menangkap seekor marlin raksasa. Ikan itu begitu besar sehingga menarik perahu Santiago selama berhari-hari, menguji kekuatan dan tekadnya sampai batas maksimal. Saat Santiago berjuang melawan marlin, ia merefleksikan hidupnya dan kematian, dan menemukan sebuah ikatan dengan ikan tersebut.

Akhirnya, Santiago berhasil membunuh marlin dan mengamankannya di samping perahunya. Namun, di perjalanan kembali ke pantai, ia diserang oleh hiu yang tertarik oleh aroma darah marlin. Santiago bertarung melawan hiu dengan sebilah pisau, tetapi mereka berhasil mengambil sebagian besar daging ikan, meninggalkan Santiago hanya dengan kerangka ikan.

Meskipun Santiago kembali pulang dengan tangan kosong, ia telah membuktikan dirinya sebagai seorang nelayan yang terampil dan berani. Cerita ini memperingati semangat manusia dan perjuangan untuk mencapai tujuan, bahkan di tengah tantangan yang besar. Cerita ini juga mencerminkan tema tentang kematian, ketekunan, dan hubungan antara manusia dengan alam.

 

Kehidupan pribadi

Selama hidupnya, Hemingway menjalani kehidupan yang penuh dengan petualangan dan risiko. Dia gemar berburu dan memancing, bahkan pernah pergi berburu di Afrika dan memancing di Karibia. Hemingway juga melaporkan Perang Sipil Spanyol sebagai seorang jurnalis dan pergi ke Prancis selama Perang Dunia II sebagai koresponden perang.

Sayangnya, kehidupan pribadi Hemingway juga dipenuhi dengan kesedihan dan penderitaan. Dia mengalami beberapa kegagalan dalam hubungan dan pernikahan, dan juga memiliki masalah kesehatan mental yang serius. Pada akhirnya, Hemingway mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri pada tahun 1961.

Namun, karya-karya Hemingway tetap menjadi salah satu karya sastra yang paling berpengaruh dari abad ke-20, dan dia dianggap sebagai salah satu penulis terbesar dalam sejarah sastra Amerika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun