Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buket Bunga Mawar

8 Agustus 2021   20:02 Diperbarui: 8 Agustus 2021   20:30 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah, lama bu Harni,"sapanya.

"Barusan saja. Selang beberapa menit saja dengan pak Giyo."

"Lha, si Bayu mana?" tanyanya.

Sejak aku datang tadi aku memang belum melihatnya. Mungkin mempersiapkan sesuatu di belakang, pikirku. Sementara band kampus teman-teman bayu menyajikan beberapa lagu.

Beberapa menit berselang Bayu keluar diiringi beberapa teman. Sesaat dadaku berdesir. Dengan setelan jas dari wool mengkilap berwarna abu-abu tua dia nampak elegan dan sangat tampan.

"Selamat datang, bu Harni,"sapanya.

"Selamat malam," jawabku.

Lalu Bayu menyalami pak Giyo dan teman-temannya.

Setelah doa dan sambutan dari pak Giyo tibalah acara tiup lilin dan menyanyi lagu selamat hari ulang tahun dilanjutkan pemotongan kue ulang tahun.

Setelah band menyajikan beberapa lagu, Nina sebagai pembawa acara meminta hadirin untuk jeda sejenak untuk menanti acara selanjutnya.

"Maaf bu. Bu Harni dimohon berkenan untuk berdiri di depan dekor Ulang Tahun," suaranya melengking. Aku meninggalkan tempat dudukku menuju depan dekor ulang tahun. Tak masalah, pikirku, ini hanya permintaan Foto Bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun