Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buket Bunga Mawar

8 Agustus 2021   20:02 Diperbarui: 8 Agustus 2021   20:30 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku membuka wardrobe dan memilih gaun yang akan kukenakan nanti malam. Beberapa gaun muslim yang baru saja aku beli nampaknya kurang cocok. Akhirnya aku tertarik pada Kanaya dress lamaku. Gaun model gamis brokat itu kurasa cocok untuk menghadiri pesta si Bayu.

Aku menelpon karyawan Carwash untuk mencuci Civic hatchback-ku. Mobil yang kubeli satu tahun yang lalu dari uang hasil proyek penelitian.

Yah, bila disebut mapan seperti kata ibuku, aku sudah mapan. S1 dan S2 cumlaude Universitas Gadjah Mada. Ph.D dari Departemen Psikologi dari perguruan tinggi terkenal di Amerika, Stanford University. Seorang dosen, sekaligus seorang konsultan. Sudah memiliki rumah dan mobil.

Hanya seorang suami yang belum kumiliki. Pada usiaku tiga puluh sembilan tahun.

Dengan membawa kado yang tadi sore kubeli di sebuah butik, kukendarai hatchback-ku keluar dari komplek Bale Mulia Residence menuju asrama mahasiswa di Pogung.

Aku memang tertarik dengan mahasiswa itu. Selalu bisa tampil di mana-mana. Dia aktif di Forum Seminar Dosen dan Mahasiswa, kegiatan pecinta alam naik turun gunung, arung jeram, dan juga kegiatan entertainment, terutama musik.

Dia tampan lembut tetapi tidak cengeng. Sedikit agresif. Yang sering membuatku selalu teringat, dia sering menggodaku dengan godaan-godaan nakalnya. Meskipun agak kelewatan, aku merasa senang.

Kubawa mobilku melewati jalan Kebonagung, lewat depan Mc Donald Jombor, di Bunderan Jombor aku memutar ke kanan ke jalan Monjali. Setelah perjalanan sepuluh menit aku sampai tempat kost Bayu.

Sebuah kost di antara kost-kost eksklusif di Kawasan Pogung. Kost Bayu bukan kost eksklusif. Sebuah kost sederhana untuk mahasiswa yang berasal dari kalangan anak-anak desa atau yang datang dari kalangan keluarga biasa. Di depan deretan kamar-kamar kost itu ada sebuah Joglo. Dan di situlah tempat pesta diadakan. Sebuah pesta sederhana.

Do ruang pesta kulihat beberapa orang teman Bayu sudah hadir, beberapa aku mengenalnya dengan baik. Dia mahasiswa dan mahasiswiku. Aku mengambil duduk di antara beberapa mahasiswi.

Tiba-tiba aku agak sedikit terkejut ketika pak Giyo dosen seniorku datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun