Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... desain grafis, blogger, -

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kompas Gramedia. Maskarja.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membuka Tabir "Oplas" Ratna Sarumpaet dan Kegagalan Aksi Demo Berjilid!

6 Oktober 2018   09:38 Diperbarui: 6 Oktober 2018   12:33 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya itu, sebagai bekas militer, Prabowo tentu bisa membuktikan benar-tidaknya apa yang dikatakan Ratna Sarumpaet, baik dari cara bicaranya, kondisi atau bahasa fisik tubuhnya, dan masih banyak alasan lain yang bisa diketahui Prabowo Subianto, yang katanya memiliki kecerdasan tinggi ini.

Dalam kasus yang menimpa Ratna Sarumpaet, pihak kepolisian sudah menangkapnya dan menjadikannya tersangka. Tentu saja, apa yang terjadi perlu diusut secara tuntas, termasuk mengusut pihak-pihak yang membuat berita kebohongan kebohongan itu tersebar luas. Bayangkan saja, berapa banyak follower yang dimiliki para politisi Kubu Prabowo-Sandi yang menyebarkan hoax itu. Apalagi, beritanya juga disiarkan di semua media, bai televisi mapu media online.

Menurut saya, Prabowo  dan politisi dari kubu Koalisi Indonesia Adil Makmur lainya tidak cukup hanya meminta maaf. Pihak kepolisian perlu mengusut tuntas siapa saja yang terlibat.  

Tidak cukup hanya meminta maaf. Tidak cukup mengatakan bahwa mereka semua korban kebohongan Ratna Sarumpaet. Masyarakat tidak percaya begitu saja, orang-orang sekelas mereka kok begitu mudahnya bisa dibohongi. Lagipula, buat apa harus disebarluaskan jika belum bisa diyakini kebenarannya. Lagi pula, bukankah Ratna Sarumpaet sendiri tidak mengatakan soal penganiayaan itu ke media?

Prabowo Subianto meminta maaf terkait kabar bohong Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Prabowo Subianto meminta maaf terkait kabar bohong Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Jika kita merujuk apa yang dikatakan politisi PDIP Budiman Sudjatmiko, bahwa ada dua skenario yang bisa diciptakan dalam kasus Ratna Sarumpaet. Pertama, jika kebohongan itu tidak ketahuan, semua orang akan marah kepada pemerintah karena membuat Ratna Sarumpaet, seorang nenek berusia 70 tahunan itu dipukuli oleh sekelompok anak muda. Dan, cerita ini menjadi heroik karena Prabowo membela Ratna.

Skenario kedua, jika ketahuan berbohong, maka Ratna mengakui kesalahannya dan kembali memanfaatkan emosi publik.  Dan, skenario kedua ini juga tetap memberikan keuntungan bagi pasangan Prabowo-Sandi.

"Sebab, kalau orang tidak percaya pada aku, dia juga tidak akan percaya pada lawanku," kata Budiman.

Bagaimana menurut Anda? Silahkan Like dan Share, serta berikan komentar Anda di bawah ini! Terima kasih!

Sumber: Kompas, Tempo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun