Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenapa Sinetron Tarzan Bisa Tayang di Televisi?

2 Juli 2015   10:02 Diperbarui: 2 Juli 2015   10:02 6838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="Pemeran sinetron Tarzan & Zaenab (sctv.co.id)"][/caption]

SEJAK 18 Juni 2015, pemirsa televisi Tanah Air mendapat suguhan sinetron baru, bertajuk Tarzan dan Zaenab. Sinetronnya mengambil genre komedi, berkisah tentang anak muda bernama Tarzan, yang semasa bayi selamat dari kecelakaan pesawat terbang yang menewaskan kedua orang tuanya. Si bayi kemudian diasuh sepasang gorila di hutan. Tarzan (yang nama aslinya Tony) kemudian kembali ke peradaban dan berinteraksi dengan manusia modern. Kelucuan dari sinetron ini (atau setidaknya yang diusahakan supaya terlihat lucu) dititik beratkan pada ‘benturan budaya’ antara si anak rimba Tarzan dengan orang kota.

Secara umum, plot Tarzan terinspirasi oleh kisah populer ‘Tarzan of the Apes’ karya Edgar Rice Burroughs. Tak hanya plot. Penggunaan nama “Tarzan” juga menjadi bukti bahwa sinetron ini diambil dari karya Edgar Rice Burroughs.
Pertanyaannya, (1) apakah memang dimungkinkan sebuah sinetron mengambil plot dari kisah terkenal di luar negeri? (2) Bagaimana dengan hak ciptanya? (3) Apakah pihak yang memproduksi sinetron Tarzan ini, AS Production, dan juga SCTV sebagai stasiun yang menayangkan, tidak melanggar hukum?

Jawaban singkatnya adalah, (1) Sebuah sinteron dimungkinkan mengambil plot dari kisah terkenal. (2) Tidak ada pelanggaran hak cipta di sini. Penggarap sinetron ini sama sekali tak melanggar hak cipta pada Edgar Rice Burroughs, atau pada siapapun juga. Dan (3) tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan penggarap sinetron atau stasiun televisinya.

Kenapa begitu?

Karena, kisah Tarzan of the Apes karya Edgar Rice Burroughs sudah termasuk dalam public domain, menjadi milik publik dan tidak lagi memiliki hak cipta.

Hak cipta

Hakekatnya, semua karya cipta manusia memiliki hak cipta. Namun masa berlaku hak cipta itu tidak selamanya. Masa berlakunya bisa habis, dan jika tidak diperpanjang, karya itu akan menjadi milik umum. Ini berlaku untuk karya sastra, musik, seni, lukis dan sebagainya.

Khusus untuk sastra atau publikasi tulisan, sebuah ciptaan akan otomatis menjadi milik publik jika dipublikasi SEBELUM tahun 1923. Untuk Tarzan, sebagai contoh, pertama kali dipublikasi di majalah pada 1912, dan dipublikasi di buku pada  1914.

Jadi, semua karya sastra yang dipublikasi sebelum tahun 1923, bisa digunakan oleh siapapun, tanpa perlu meminta ijin pada siapapun. Dan pihak yang mempublikasi itu bisa memilih hak komersil atas karya itu.

Harta karun

Di Hollywood, karya yang tak lagi memiliki hak cipta menjadi harta karun yang tak pernah habis. Banyak studio yang meraup milyaran dolar karena mereproduksi atau mendaur ulang, atau memberi versi baru dari karya yang tak lagi memiliki hak cipta.

Salah satu studio yang menjadi kaya raya karena mendaur-ulang karya public domain adalah Disney Studios. Banyak film Disney yang terkenal, dan laris manis, yang sebenarnya diangkat dari karya public domain.

Pada Maret 2015 lalu, Disney merilis film Cinderella, yang merupakan versi hidup dari animasi berjudul sama yang diedarkan tahun 1950, Cinderella. Kisah Cinderella sendiri merupakan karya terkenal yang diambil dari Grimm’s Fairy Tails yang dipopulerkan tahun 1697. Cinderella versi tahun 2015 memberi pemasukan untuk Disney sebesar $538.986.777 untuk peredaran seluruh dunia. Sementara versi kartunnya menghasilkan $85 juta.

[caption caption="Cinderella (noteburner.com)"]

[/caption]

Sebagian dari Anda mungkin pernah menyaksikan film animasi Frozen yang beredar tahun 2013. Film ini menambah pundi Disney sebanyak $810.3 juta. Film Frozen diadaptasi dari karya populer Hans Christian Anderson berjudul ‘Ice Queen’ yang dipublikasi tahun 1845.

Anda masih ingat dengan film Bug’s Life? Film yang diedarkan tahun 1998 ini diangkat dari Aesop’s Fables. Begitu juga dengan judul lain. Chicken Little (2005), diangkat dari cerita rakyat. Film Mulan (1998), dari cerita rakyat Tiongkok ‘Legend of Hua Mulan’. Pocahontas (1995) dari ‘Life and legend of Pocahontas’, Aladdin (1992) dari dongeng ‘One Thousand and One Nights’ (1706), dan Tangled (2010) dari karya Brothers’ Grimm berjudul Rapunzel (1812).

Disney juga pernah merilis film Tarzan pada tahun 1999. Film ini lumayan sukses dan meraup pendapatan sekitar $448.2 juta.

Setelah sukses dengan versi manusia untuk Cinderella dan juga Maleficent (2014), yang merupakan versi terbaru dari kisah animasi Sleeping Beauty, Disney bakal melanjutkan dengan merilis ulang kisah animasi ke wujud live action movie. Di tahun 2017, Disney bakal merilis versi live action dari kisah populer Beauty and the Beast. Sebagai pemearn utama, alumnus serial Harry Potter,  Emma Watson, bakal menjadi Belle. Sebelumnya, di tahun 1991 Disney merilis versi animasi dari Beauty and the Beast dengan  pemasukan  $425 juta. Kisah Beauty ini diambil dari buku karya G-S Barbot de Villeneuve’s. Disney juga kabarnya berencana membuat versi live action dari Mulan.

Tergantung kreasi

Karena tidak lagi memiliki hak cipta, sejumlah kisah klasik bisa diadaptasi oleh siapapun yang menggarapnya. Bahkan terkadang adaptasi yang dilakukan melenceng dengan kisah pakem yang populer. Film Hercules yang beredar tahun 2014 misalnya. Film yang diangkat dari legenda Yunani ini memaparkan bahwa Hercules (diperankan Dwayne Johnson) sebenarnya bukan anak dari Dewa Zeus melainkan hanya manusia biasa. Bahwa perbuatan hebat yang terkenal dan membuatnya menjadi legenda itu sebenarnya hanya dibesar-besarkan.

Pada bulan Juli ini akan beredar film yang diangkat dari kisah yang tak punya hak cipta. Film itu berjudul Mr. Holmes, yang memaparkan bagaimana detektif hebat Sherlock Holmes yang sudah renta memecahkan kasusnya yang terakhir. Aktor sepuh Ian McKellen berperan sebagai Holmes. Kisah petualangan Sherlock Holmes merupakan karya Sir Arthur Conan Doyle yang dicetak pertama kali tahun 1887.

[caption caption="Mr. Holmes (screenrant.com)"]

[/caption]

Kesuksesan Disney yang mengangkat kisah klasik yang populer via animasi Cinderella ke live action membuat banyak studio tertarik untuk mengambil langkah yang sama. Warner Bros kabarnya tertarik menggarap kisah tentang si manusia boneka Pinocchio. Aktor papan atas yang melejit lewat peran super hero Iron Man, Robert Downey Jr (RDJ) bakal ikut serta. Tentu saja karena sudah tua RDJ gak akan berperan sebagai Pinocchio, hehehe. RDJ kabarnya sepakat untuk berperan sebagai Geppeto. Kisah Pinocchio diangkat dari karya klasik Carlo Collodi dalam novel The Adventures of Pinocchio, tahun 1883.

Studio Universal kabarnya tertarik untuk menggarap karya Hans Christiansen (1837) yakni The Little Mermaid ke layar perak. Sebelumnya Disney pernah membuat versi animasi film ini pada tahun 1989, juga dengan judul Little Mermaid.

Warner Bros juga sedang menyiapkan pembuatan film berjudul The Jungle Book: Origins  yang diangkat dari karya Rudyard Kipling yang mempublikasi kisahnya di majalah tahun 1893–94. Jauh sebelumnya, Disney pernah membuat versi animasi The Jungle Book di tahun 1967, dan versi live action tahun 1994. Warner Bros juga dikabarkan sedang menggarap versi terbaru petualangan King Arthur dalam film berjudul ‘Knights of the Round Table’ yang diadaptasi dari cerita rakyat Inggris.

Langkah cerdik

Dengan banyaknya potensi dari karya yang tak lagi memiliki hak cipta, maka bisa dipahami jika sekarang di Indonesia ada sinetron tentang Tarzan. Lepas dari kualitas sinetronnya, ini merupakan langkah cerdik dari penggagas dan pengelola untuk ikut serta meraup ‘kue’ yang disediakan oleh ribuan bahkan jutaan karya klasik yang tak lagi punya hak cipta, dan menunggu ‘tangan kreatif’ untuk mengelolanya...

Anda juga berminat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun