Layanan fleet liner diyakini akan menekan harga-harga di daerah timur Indonesia. Lancarnya distrubusi barang antar pulau, untuk sementara berdasarkan survei Kementerian Perdagangan, berhasil  menurunkan harga antara 20 persen hingga 30  persen pada daerah yang berada dirute kapal tol laut. Efek positif lain yang diyakini akan tercipta adalah terdorongnya pertumbuhan ekonomi didaerah-daerah yang dilewati jalur Tol Laut.
Maksud dan Tujuan PenugasanÂ
Sebagai BUMN, PELNI memiliki peran salah satu instrumen pemerintah untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Nah, untuk mewujudkan pemerataan  kesejahteraan, terkait PELNI sebagai sebuah perusahaan jasa transportasi laut maka dibutuhkan perannya:
- Keperintisan; daerah pulau-pulau terluar, pulau terpencil, dan daerah tertinggal tidak ada pelaku usaha atau pelayaran yang melayari sehingga tujuan kesejahteraan rakyat tidak tercapai maka PELNI mewujudkan intervensi pemerintah dalam hal pelayaran perintis menjadi instrumen utama dalam pemenuhan, pemerataan dan kesejahteraan masyarakat.
- Intervensi pemerintah juga diperlukan karena adanya oligopoli pelayaran, Â persaingan yang terlalu bebas, di mana kondisi tersebut justru cenderung menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat.
Mendapat penugasan dari pemerintah, PELNI menyiapkan tiga armada yang dimiliki. Untuk mendukung pelaksaan penugasan, PELNI memperbaiki tiga kapal barang dengan dua di antaranya dirombak untuk angkutan kontainer.
Tiga kapal barang yang telah dimiliki PELNI tersebut Caraka Jaya Niaga (CJN) III-4, CJN III-22, dan CJN III-32. Hanya CJN III-4 yang diputuskan tidak untuk dirombak menjadi kapal kontainer karena disesuaikan dengan fasilitas pelabuhan pada daerah tujuan yang masih minim alat bongkar muat kontainer. Sementara dua kapal CJN lainnya, dirombak menjadi kapal kontainer dengan kapasitas 115.
Sebelumnya, ketiga kapal PELNI tersebut biasanya dioperasikan dengan sistem tramperatau carter dengan pelbagai tujuan. Ketiga armada inilah menjadi modal awal PELNI merintis kapal tol laut.
Peluncuran kapal tol laut oleh PELNI, digelar pada 4 November 2015 yang disaksikan oleh menteri perhubungan dan menteri perdagangan pada saat itu yakni Ignasius Jonan dan Thomas Lembong. Sebagai tahap awal, diluncurkan dua kapal tol laut dengan tujuan Tanjung Priok ke Biak serta, Tanjung Perak-Surabaya-Nusa Tenggara Barat dan atau Nusa Tenggara Timur.
PELNI telah mengoperasikan enam  trayek kapal tol laut sesuai penugasan pemerintah untuk tahun 2016. Hingga akhir  2016, okupansi kapal tol laut PELNI untuk arus pengiriman dari daerah produksi ke daerah konsumsi rata-rata telah mencapai 80 persen.
Trayek
Kapasitas
Terisi rata-rata