Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Serunya KAI Melawan Mafia Penumpang Gelap

5 September 2014   15:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:33 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk KA antar kota berapa kerugianya? Besar. Meskipun prosentase penumpangnya kecil namun harga tiketnya mahal. Bagaimana cara PT. KAI memberantas mafia ini? Mafia melibatkan oknum internal dan eksternal. Untuk menyelesaikan itu, Dirut Ignasius Jonan memilih membenahi internal. Lawan mafia internal pun seru. Eksternal akan mengikuti peraturan bila internal tertib.

Untuk menyelesaikan mafia KA antara kota diberantas dengan penjualan tiket satu kursi satu nama dan harus sesuai identitas penumpang. Pengawasan masuk peron dengan sistem boarding semakin ketat di pintu masuk. Menaikkan gaji dan tunjangan kondektur, masinis, teknisi di atas KA lebih dari 100 prosen dari sebelumnya. Menerapkan sanksi penumpang diturunkan di stasiun berikutnya bila tidak punya tiket, salah tanggal, salah nama dengan tegas. Lalu memutasi menurunkan jabatan karyawan yang tidak taat, bahkan ada yang dikeluarkan.

Untuk KRL Jabotabek dengan merubah sistem tiket kertas menjadi tiketing elektronik dengan tiket plastik dan pemasangan gate terintegrasi di pintu masuk yang efektif berlaku sejak Juli 2013 dilakukan permanen. Mempermudah cara pembayaran dengan menggandeng perbankan untuk e-money. Perlawanan internal dan eksternal pun seru. Tidak mudah melawan mafia, namun PT. KAI berhasil melawati masa kritis itu.

Jonan dan para Direksi serta seluruh insan  KAI berhasil memberesi mafia tiket KA. Pengalaman dan modal dapat menjadi contoh bagaimana memberesi mafia di negeri ini? Jokowi-JK bertekad memberesi beberapa praktek mafia dengan memilih figur berintegritas, petarung dan mampu memanage lembaga yang dipimpinya dengan baik. ###

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun