Mohon tunggu...
Suhendrik N.A
Suhendrik N.A Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism | Content Writer | Secretary | Pekerja Sosial

Menulis seputar Refleksi | Opini | Puisi | Lifestyle | Filsafat dst...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sejarah Doom Spending Serta Dampaknya: Sebuah Trend yang Tengah Marak di Kalangan Gen-Z

20 Oktober 2024   09:21 Diperbarui: 23 Oktober 2024   04:32 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu dampak utama dari doom spending adalah masalah keuangan jangka panjang. Gen Z, banyak di antaranya belum stabil secara ekonomi, bisa terjebak dalam hutang akibat kebiasaan belanja yang tidak terkendali. Pengeluaran impulsif ini sering kali membuat mereka mengabaikan prioritas keuangan seperti menabung, membayar hutang, atau berinvestasi. Ketika hutang menumpuk, terutama melalui kartu kredit atau pinjaman online, beban finansial mereka semakin berat dan sulit diatasi.

Doom spending juga berdampak buruk pada kesehatan mental. Meskipun memberikan kepuasan instan, perilaku ini sering diikuti oleh rasa bersalah dan penyesalan setelahnya. Gen Z mungkin menyadari bahwa barang-barang yang mereka beli sebenarnya tidak diperlukan, namun tetap merasa terdorong untuk berbelanja lagi saat menghadapi tekanan emosional. Lingkaran setan ini memperburuk kecemasan, menciptakan pola berulang di mana mereka terus mencari kepuasan sementara melalui konsumsi material.

Selain itu, doom spending juga menciptakan kontradiksi dengan nilai-nilai keberlanjutan yang banyak dianut oleh Gen Z. Sebagai generasi yang umumnya lebih sadar lingkungan, perilaku konsumtif ini berseberangan dengan upaya mereka untuk mengurangi jejak karbon dan mendukung praktik yang lebih ramah lingkungan. Banyak produk yang mereka beli, terutama dari fast fashion, berkontribusi pada polusi dan limbah lingkungan, yang akhirnya bertentangan dengan komitmen mereka terhadap keberlanjutan.

Solusi Mengatasi Doom Spending

Untuk mengatasi doom spending, penting bagi Gen Z untuk mulai memprioritaskan pendidikan finansial. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang cara mengelola uang, membuat anggaran, dan menabung, mereka bisa lebih bijaksana dalam pengeluaran. Mengurangi waktu di media sosial dan membatasi paparan terhadap iklan juga bisa membantu menghindari godaan untuk berbelanja impulsif.

Terakhir, mencari cara sehat untuk mengatasi stres, seperti meditasi, olahraga, atau aktivitas kreatif, dapat menjadi alternatif yang lebih efektif dan berkelanjutan daripada menggunakan belanja sebagai pelarian dari tekanan emosional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun