Hal ini memunculkan kritik tajam karena partainya, Alternative fr Deutschland (AfD), dikenal dengan pandangan konservatif terhadap LGBTQ+. AfD sering menolak kebijakan yang mendukung hak-hak LGBTQ+, seperti pernikahan sesama jenis dan adopsi. Banyak yang menilai bahwa posisi pribadi Weidel bertentangan dengan kebijakan partainya.Â
Kecurigaan Eropa
Wakil Kanselir Jerman, Robert Habeck, menuduh Musk mendukung kekuatan politik yang justru melemahkan Eropa. Menurut Habeck, pandangan Musk mencerminkan kepentingannya sebagai pengusaha, di mana regulasi yang lebih lemah dapat memberikan keuntungan besar bagi perusahaan seperti Tesla. Tuduhan ini memperkuat persepsi bahwa dukungan Musk terhadap AfD lebih bersifat strategis daripada ideologis.
Publikasi opini Musk juga menciptakan gejolak di media. Editor opini surat kabar Welt am Sonntag mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas keputusan untuk menerbitkan artikel tersebut. Langkah ini mencerminkan tekanan yang dihadapi media dalam menavigasi isu-isu sensitif terkait politik sayap kanan di Jerman.
Pemimpin Uni Demokratik Kristen (CDU), Friedrich Merz, menyebut dukungan Musk sebagai tindakan "intrusif dan arogan." Ia menegaskan bahwa campur tangan tokoh asing dalam politik domestik tidak dapat diterima. Pernyataan ini memperkuat isolasi politik AfD, yang selama ini memang sulit mendapatkan dukungan dari partai-partai arus utama.
Dukungan Musk terhadap AfD memiliki implikasi yang lebih luas, tidak hanya bagi politik Jerman tetapi juga bagi persepsi internasional terhadap tokoh global yang terlibat dalam politik domestik.
Langkah ini membuka diskusi tentang sejauh mana pengaruh pengusaha asing dapat diterima dalam proses politik suatu negara. Di sisi lain, pandangan Musk juga mencerminkan kekhawatiran global terhadap tantangan yang dihadapi negara-negara maju, seperti stagnasi ekonomi, migrasi, dan perubahan demografis.
Dukungan Elon Musk terhadap AfD menyoroti ketegangan antara inovasi dan regulasi, serta antara nasionalisme dan globalisasi. Meskipun pandangannya menuai kritik tajam, langkah ini menunjukkan keberanian Musk untuk menyuarakan opini yang kontroversial.
Namun, apakah dukungan ini benar-benar mencerminkan kepeduliannya terhadap masa depan Jerman, atau hanya sekadar langkah strategis untuk kepentingan bisnis, masih menjadi pertanyaan terbuka. Yang jelas, keterlibatan Musk dalam politik Jerman telah menambah lapisan kompleksitas dalam perdebatan tentang masa depan demokrasi dan kapitalisme di era modern.
Implikasi Indonesia - Jerman
Jerman adalah mitra dagang utama Indonesia di Eropa. Jika AfD dengan pandangan proteksionisnya memperoleh lebih banyak kekuasaan, ada potensi perubahan dalam kebijakan perdagangan yang dapat memengaruhi ekspor Indonesia, seperti komoditas minyak sawit, tekstil, atau produk manufaktur lainnya. Pandangan euroskeptis AfD juga dapat memengaruhi kerja sama regional seperti perdagangan melalui Uni Eropa.