Musk dikenal sebagai sosok yang kerap bersuara menentang regulasi pemerintah yang ketat. Dalam pandangannya, kebijakan yang terlalu mengatur dapat menghambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Ia memuji AfD atas pendekatan mereka yang mendukung deregulasi pasar dan pengurangan pajak. Baginya, langkah tersebut akan menciptakan iklim yang lebih kondusif bagi perkembangan teknologi dan bisnis, terutama di sektor seperti energi dan otomotif, yang menjadi fokus utama Tesla.
Musk juga mendukung sikap AfD terhadap kontrol imigrasi yang lebih ketat. Dalam artikelnya, ia menyebut bahwa kebijakan imigrasi yang longgar dapat mengancam stabilitas budaya dan ekonomi Jerman. Perspektif ini mencerminkan kekhawatirannya terhadap potensi ketidakseimbangan sosial yang disebabkan oleh arus migrasi besar-besaran, sekaligus menunjukkan pandangannya yang pragmatis tentang perlunya pengelolaan migrasi yang terukur.
Dalam opininya, Musk melukiskan gambaran suram tentang masa depan Jerman, yang menurutnya berada di ambang "kehancuran ekonomi dan budaya." Ia percaya bahwa AfD dapat memimpin negara menuju pemulihan dan kemajuan, dengan kebijakan yang lebih realistis dan berorientasi pada kepentingan nasional. Narasi ini sejalan dengan citra Musk sebagai inovator yang berfokus pada solusi konkret untuk masalah kompleks.
Kontroversi di Media Eropa
Munculnya Alis Weidel menjadi figur kontroversial di Jerman karena pandangannya yang tajam dan keterkaitannya dengan Alternative fr Deutschland (AfD), partai sayap kanan yang sering dikritik karena retorika anti-imigrasi, euroskeptisisme, dan pandangan keras terhadap kebijakan perubahan iklim. Â
Ungkapan kontroversial "die Mutter aller Suenden" (ibu dari semua dosa) yang digunakan oleh Alis Weidel dalam konteks politik mengacu pada kritik keras terhadap kebijakan imigrasi Jerman di bawah Kanselir Angela Merkel.
Istilah ini sering kali dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa kebijakan tersebut merupakan akar dari berbagai masalah sosial, ekonomi, dan keamanan yang dihadapi Jerman saat ini.
Sebagai pemimpin AfD, Weidel secara vokal menentang kebijakan imigrasi yang diajukan pemerintahan sebelumnya dan menganggapnya sebagai ancaman bagi stabilitas Jerman. Sikapnya ini menarik dukungan dari kalangan tertentu tetapi juga memicu kritik keras karena dianggap memecah belah masyarakat.
Selain itu, gaya komunikasi Weidel yang sering provokatif dan berani memperdebatkan isu-isu sensitif membuatnya menjadi tokoh yang polarizing. Meski demikian, ia memiliki latar belakang akademik di bidang ekonomi yang memperkuat daya tariknya sebagai pemimpin dengan fokus pada isu finansial dan ekonomi.
Popularitasnya yang meningkat mencerminkan pergeseran dinamika politik di Jerman, di mana dukungan terhadap AfD terus tumbuh di tengah kekhawatiran sosial dan ekonomi.
Kehidupan Weidel juga tak lepas dari kontroversi. Weidel secara terbuka adalah seorang lesbian dan tinggal bersama pasangan sesama jenisnya yangberasal dari Srilanka.