Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Sedih dan Sedikit Kesal dengan "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck"

23 September 2023   10:46 Diperbarui: 23 September 2023   10:51 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedih dan Sedikit Kesal dengan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Cing Ato

#BelajarMembacaNovel

Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya HAMKA ini baru saja sampai di pelukan penulis. Penulis tidak membuang waktu dan hasrat ingin membacanya sangat besar. Penulis senang dengan novel-novel HAMKA, banyak petuah dalam setiap tulisan, dan  ungkapan yang bermakna.

Baru dua karya--Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck -- yang penulis miliki dan membacanya. Kalau dilihat dari alur cerita kedua novel itu tentang cinta yang tak tersampaikan, ending novel  kedua tokoh meninggal sebelum keperaduan.

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck menceritakan tentang dua sejoli--Zaenudin dan Hayati--yang sedang dimabuk cinta. Namun, terhalang oleh tirai adat istiadat, kesukuan, kebangsawanan. Miris memang apa yang terjadi dalam cerita ini.  Penulis juga sempat dibuat hanyut. Namun, agak sedikit kesal dengan tingkah laku beliau berdua. 

Zaenudin merupakan garis keturunan dari seorang ayah Minangkabau dan ibu garis keturunan Mengkasar "Bugis". Ayah Zaenudin merupakan orang buangan bersebab menikam salah satu keluarga dari ibunya yang hendak menguasai harta waris. Selesai pembuangan ayahnya tidak pulang ke kampung halaman. Ayahnya merantau ke kampung orang--Mengkasar-- dan menikah dengan lain suku. 

Sepeninggal Ayah dan ibunya, Zaenudin berkunjung ke kampung halaman ayahnya. Zaenudin diterima pada awalnya. Namun, keluarga besar ayahnya kurang bersimpati dengan Zaenudin. Zaenudin tinggal di salah satu dari keluarga ayahnya, itu pun karena Zaenudin selalu mendapatkan kiriman uang dari usaha ayahnya yang dijalankan oleh orang yang mengasuh Zaenudin masih kecil di Mengkasar.

Di kampung Batipuh di mana Zaenudin menetap sekarang, ada seorang gadis cantik dan berbudi tinggi. Zaenudin tertarik dan jatuh cinta, begitupun dengan wanita yang bernama Hayati itu. Beliau berdua sering bersurat-menyurat, bahkan sering bertemu pandang. 

Sepandai-pandai menyimpan bangkai, terhendus pula. Begitu juga yang terjadi terhadap cinta Zaenudin dan Hayati. Hubungan beliau berdua menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat. Zaenudin pun terusir bersebab menyalahi adat istiadat, kesukuan, dan lainnya.

Zaenudin pun hijrah ke daerah Padang Panjang dan tidak begitu jauh dari daerah tempat Hayati. Bersurat-menyurat masih dilakukan. 

Pada suatu hari ada pertunjukan pacu kuda dan pasar malam. Di mana hampir setiap orang berduyun-duyun untuk melihatnya. Melihat demikian  moment ini tak disia-siakan oleh Hayati untuk bertemu dengan Zaenudin. Hayati menginap beberapa hari di rumah Khadijah teman sewaktu sekolah. 

Hayati, Khadijah, dan Aziz saudara sepupu Khadijah ikut melihat pertunjukan. Hayati pun bertemu dengan Zaenudin. Khadijah melihat penampilan Zaenudin yang rada kampungan menyindir Hayati dan mempengaruhinya agar Hayati meninggalkan Zaenudin dan bersanding dengan Azis saudara sepupunya.

Sejak itu diaturlah agar Hayati senang dengan Azis. Singkat cerita Azis meminang dan secara bersamaan Zaenudin pun meminang lewat sebuah surat. Terjadilah musyawarah para orang tua dan kerabat untuk memutuskan siapa yang harus dipilih untuk menjadi suami Hayati. Kerena pertimbangan adat istiadat, kesukuan, dan status sosial. Maka, keputusan jatuh pada Azis. 

Meradanglah Zaenudin akibat pernikahan Hayati dan Azis. Zaenudin pun sakit selama dua bulan. Dokter tak mau menyembuhkan penyakitnya. Dengan terpaksa Hayati didatangkan. Akhirnya Zaenudin bangun dan ia sadar bahwa Hayati sudah milik orang. Ia pun mempersilahkan Hayati untuk meninggalkannya. 

Zaenudin berangsur-angsur pulih. Untuk melupakan semua Zaenudin hijrah ke pulau Jawa ditemani bang Muluk anak dari rumah yang ia diami selama di Padang Panjang. Zaenudin menetap di Surabaya, selama di Surabaya ia banyak menulis dan tulisannya di kirim ke berbagai koran. Tulisannya banyak diminati masyarakat, termasuk Hayati. Hayati agak bingung tulisan-tulisan yang di tulis oleh penulis berinisial "Z" itu mirip dengan kejadian yang ia alami dengan Zaenudin.

Zaenudin menjadi penulis terkenal hingga banyak redaksi atau penerbit memburu karya tulisnya. Bukan di situ saja ia mendirikan semacam seni pentas di komunitas anak perantauan dari Sumatera. 

Suami Hayati dipindah tugaskan ke Surabaya. Karena beliau berdua berasal dari Sumatera beliau berdua diundang untuk melihat pertunjukan seni pentas (Tonil). Beliau berdua tidak tahu kalau yang membuat lakon pentas  Zaenudin dengan nama samaran Shabir.

Betapa kagetnya beliau berdua setelah melihat Zaenudin yang sudah sangat berbeda dari apa yang beliau berdua lihat sebelumnya. Zaenudin bukan lagi seperti anak kampung. Kini berpenampilan ala anak kota dan gedongan.

Zaenudin melupakan masa lalu, beliau akhirnya menjadi saudara seperantauan. Meraka saling berkunjung dan bahkan Zaenudin sering membantu Hayati dan suaminya.

Singkat cerita Azis kembali kepada tabiat lamanya. Ia berjudi, mabuk-mabukkan, dan main wanita. Sehingga habis semua apa yang dimiliki, karena harus membayar hutang. Bangkrutlah Hayati dan suaminya.

Melihat demikian Zaenudin mengajak beliau untuk tinggal bersama. Dengan sedikit terpaksa beliau berdua menyanggupi. Hiduplah mereka dalam satu rumah. Setelah beberapa Minggu, Azis suami Hayati pamit untuk mencari pekerjaan dan meninggalkan Hayati. Jika pekerjaan sudah didapatkan Hayati akan dijemputnya.

Berapa Minggu berikut ada berita dikoran ada penemuan bangkai manusia di Hotel dengan inisial Azis. Hancurlah sudah hati Hayati. Di samping itu juga sebelum bunuh diri Azis berkirim surat kepada Hayati dan isinya menceraikan Hayati, selanjutnya mengembalikan kepada Zaenudin.

Sebenarnya Zaenudin masih mencintai Hayati. Begitu juga dengan Hayati. Namun, Zaenudin sepertinya masih sakit hati dengan perkataan Hayati pada surat terakhirnya."Aku seorang gadis yang miskin dan tuan pun hidup  dalam melarat pula, tak punya persediaan yang cukup untuk menegakkan rumah tangga,... "  Dan memandang Hayati telah ingkar janji atas ucapannya yang ingin menunggu Zaenudin kapanpun.

Zaenudin memerintahkan kepada Hayati untuk pulang, segala perokosan, uang jajan selama perjalanan pulang ke MinangKabau di tanggung oleh Zaenudin. Bahkan, akan mengirimi uang untuk kebutuhan sehari-hari selama belum bersuami.

Dengan diantar bang Muluk asisten Zaenudin Hayati berangkat menuju pelabuhan di Surabaya. Naiklah Hayati ke kapal laut Van Der Wijck. Sementara bang Muluk pulang ke rumah Zaenudin. Entah berapa jam berlalu terdengar kabar bahwa kapal Van Der Wijck tenggelam. Kabar tersiar dengan cepat hingga sampai ke telinga Zaenudin. Ia kaget mengingat ada Hayati dalam kapal itu. Benar saja salah satu kurbannya Hayati. 

Zaenudin dan bang Muluk langsung mendatangi rumah sakit dan ia temukan Hayati tak sadarkan diri. Setelah bangun Zaenudin meminta maaf atas apa yang diperbuat. Tidak beberapa lama Hayati menghembuskan nafas terakhirnya. Hayati di makamkan di Surabaya. Selang beberapa bulan Zaenudin pun menyusul Hayati menghadap Sang Ilahi.

Itulah perjalanan cinta dua anak manusia yang berakhir dengan tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Sedih namun sedikit kecewa bersebab dendam di hati, sesuatu yang sudah di depan mata dibiarkan saja menghilang begitu saja. Padahal cinta mereka berdua masih bersemi dan tak kunjung padam.

Cakung, 23 September 2023

,............

Sumber: Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Hamka.  Cet.1, Jakarta: Gema Insani: 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun