Mohon tunggu...
Suharto MTsN 5 Jakarta
Suharto MTsN 5 Jakarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Sedih dan Sedikit Kesal dengan "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck"

23 September 2023   10:46 Diperbarui: 23 September 2023   10:51 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat demikian Zaenudin mengajak beliau untuk tinggal bersama. Dengan sedikit terpaksa beliau berdua menyanggupi. Hiduplah mereka dalam satu rumah. Setelah beberapa Minggu, Azis suami Hayati pamit untuk mencari pekerjaan dan meninggalkan Hayati. Jika pekerjaan sudah didapatkan Hayati akan dijemputnya.

Berapa Minggu berikut ada berita dikoran ada penemuan bangkai manusia di Hotel dengan inisial Azis. Hancurlah sudah hati Hayati. Di samping itu juga sebelum bunuh diri Azis berkirim surat kepada Hayati dan isinya menceraikan Hayati, selanjutnya mengembalikan kepada Zaenudin.

Sebenarnya Zaenudin masih mencintai Hayati. Begitu juga dengan Hayati. Namun, Zaenudin sepertinya masih sakit hati dengan perkataan Hayati pada surat terakhirnya."Aku seorang gadis yang miskin dan tuan pun hidup  dalam melarat pula, tak punya persediaan yang cukup untuk menegakkan rumah tangga,... "  Dan memandang Hayati telah ingkar janji atas ucapannya yang ingin menunggu Zaenudin kapanpun.

Zaenudin memerintahkan kepada Hayati untuk pulang, segala perokosan, uang jajan selama perjalanan pulang ke MinangKabau di tanggung oleh Zaenudin. Bahkan, akan mengirimi uang untuk kebutuhan sehari-hari selama belum bersuami.

Dengan diantar bang Muluk asisten Zaenudin Hayati berangkat menuju pelabuhan di Surabaya. Naiklah Hayati ke kapal laut Van Der Wijck. Sementara bang Muluk pulang ke rumah Zaenudin. Entah berapa jam berlalu terdengar kabar bahwa kapal Van Der Wijck tenggelam. Kabar tersiar dengan cepat hingga sampai ke telinga Zaenudin. Ia kaget mengingat ada Hayati dalam kapal itu. Benar saja salah satu kurbannya Hayati. 

Zaenudin dan bang Muluk langsung mendatangi rumah sakit dan ia temukan Hayati tak sadarkan diri. Setelah bangun Zaenudin meminta maaf atas apa yang diperbuat. Tidak beberapa lama Hayati menghembuskan nafas terakhirnya. Hayati di makamkan di Surabaya. Selang beberapa bulan Zaenudin pun menyusul Hayati menghadap Sang Ilahi.

Itulah perjalanan cinta dua anak manusia yang berakhir dengan tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Sedih namun sedikit kecewa bersebab dendam di hati, sesuatu yang sudah di depan mata dibiarkan saja menghilang begitu saja. Padahal cinta mereka berdua masih bersemi dan tak kunjung padam.

Cakung, 23 September 2023

,............

Sumber: Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Hamka.  Cet.1, Jakarta: Gema Insani: 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun