Sedih dan Sedikit Kesal dengan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Cing Ato
#BelajarMembacaNovel
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya HAMKA ini baru saja sampai di pelukan penulis. Penulis tidak membuang waktu dan hasrat ingin membacanya sangat besar. Penulis senang dengan novel-novel HAMKA, banyak petuah dalam setiap tulisan, dan  ungkapan yang bermakna.
Baru dua karya--Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck -- yang penulis miliki dan membacanya. Kalau dilihat dari alur cerita kedua novel itu tentang cinta yang tak tersampaikan, ending novel  kedua tokoh meninggal sebelum keperaduan.
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck menceritakan tentang dua sejoli--Zaenudin dan Hayati--yang sedang dimabuk cinta. Namun, terhalang oleh tirai adat istiadat, kesukuan, kebangsawanan. Miris memang apa yang terjadi dalam cerita ini. Â Penulis juga sempat dibuat hanyut. Namun, agak sedikit kesal dengan tingkah laku beliau berdua.Â
Zaenudin merupakan garis keturunan dari seorang ayah Minangkabau dan ibu garis keturunan Mengkasar "Bugis". Ayah Zaenudin merupakan orang buangan bersebab menikam salah satu keluarga dari ibunya yang hendak menguasai harta waris. Selesai pembuangan ayahnya tidak pulang ke kampung halaman. Ayahnya merantau ke kampung orang--Mengkasar-- dan menikah dengan lain suku.Â
Sepeninggal Ayah dan ibunya, Zaenudin berkunjung ke kampung halaman ayahnya. Zaenudin diterima pada awalnya. Namun, keluarga besar ayahnya kurang bersimpati dengan Zaenudin. Zaenudin tinggal di salah satu dari keluarga ayahnya, itu pun karena Zaenudin selalu mendapatkan kiriman uang dari usaha ayahnya yang dijalankan oleh orang yang mengasuh Zaenudin masih kecil di Mengkasar.
Di kampung Batipuh di mana Zaenudin menetap sekarang, ada seorang gadis cantik dan berbudi tinggi. Zaenudin tertarik dan jatuh cinta, begitupun dengan wanita yang bernama Hayati itu. Beliau berdua sering bersurat-menyurat, bahkan sering bertemu pandang.Â
Sepandai-pandai menyimpan bangkai, terhendus pula. Begitu juga yang terjadi terhadap cinta Zaenudin dan Hayati. Hubungan beliau berdua menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat. Zaenudin pun terusir bersebab menyalahi adat istiadat, kesukuan, dan lainnya.