Dengan gugup, Joko memulai presentasi. "Selamat pagi, bapak-bapak, ibu-ibu sekalian. Hari ini saya akan mempresentasikan proyek inovatif yang sudah kami persiapkan..."
Beberapa menit pertama berjalan lancar. Joko berhasil menjelaskan konsep proyek dengan tenang meski keringat mulai mengalir di dahinya. Namun, di tengah penjelasan yang sedang serius-seriusnya, Milo tiba-tiba melompat ke meja, mendarat tepat di depan layar proyektor, menghalangi seluruh presentasi.
Mata Joko membelalak, tapi sebelum dia sempat bereaksi, Milo dengan anggun berjalan di sepanjang meja, dan... tiba-tiba mulai mengeong keras. Para klien bingung, dan Pak Budi tampak ingin pingsan.
"Apa ini bagian dari presentasi?" salah satu klien bertanya dengan aksen tebal.
Joko berusaha tersenyum. "Eh, ini... inovasi terbaru kami---integrasi kucing dalam proyek teknologi. Kami percaya hewan peliharaan dapat meningkatkan produktivitas..."
Suasana ruang rapat berubah hening, diwarnai tatapan tak percaya dari para klien. Joko tahu, itu terdengar lebih konyol daripada apa pun yang pernah ia ucapkan dalam hidupnya. Milo, si kucing, hanya menatap balik Joko dengan ekspresi tenang seolah berkata, "Aku membantumu, manusia, meski kamu tidak tahu caranya."
Joko hanya bisa tertawa kering dalam hatinya. Ya, hari yang "nyaris sempurna" ini jelas akan dikenang untuk waktu yang lama---dan mungkin jadi bahan lelucon di kantor selama bertahun-tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H