"Setiap ummatku dimaafkan, kecuali orang yang terang-terangan dalam bermaksiat. Sesungguhnya, termasuk menampakkan kemaksiatan adalah seseorang berbuat suatu perbuatan maksiat di malam hari kemudian di pagi harinya dia menceritakan perbuatannya tersebut, padahal Allah sendiri telah menutupinya. Dia mengatakan, 'Hai Fulan! Tadi malam saya berbuat demikian dan demikian.' Sepanjang malam Tuhannya telah menutupi aibnya, tetapi ketika pagi hari dia justru membuka penutup yang telah Allah tutupkan padanya." (HR. Bukhari dan Muslim
Nah jika kita membicarakan perbuatan maksiat yang kita lakukan kepada salah seorang secara khusus, entah itu kepada guru agama, orang tua ataupun sahabat dekat dengan bermaksud meminta saran atas jalan keluar agar tidak berlarut-larut dalam kemaksiatan hal ini bisa dibenarkan.Â
Jika kita melakukan maksiat segeralah memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa yang dilakukan. Kita mengakui kesalahan kita kepada Allah, bertekad tidak melakukannya lagi dan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menjauhi segala larangannya dan menjalankan segala perintahnya. Itulah yang paling utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H