Pembicara kedua yaitu dokter Endro Pranoto, yang membahas seputar Kesehatan Mata para Young Old. Ia merupakan seorang dokter spesialis mata yang lama bertempat tinggal di Mataram -- Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut dokter Endro, kondisi mata seiring dengan bertambahnya umur akan semakin berkurang kemampuannya. Mata yang semula normal akan berubah menjadi mata minus, plus, dan/atau silindris. Tiap kondisi itu ada keluhan dan ketidaknyamanannya masing-masing. Maka diperlukan alat bantu, yaitu kacamata. Diperlukan perawatan yang baik dari asupan makanan, dari kebiasaan menonton tv-menggunakan smartphone-membaca, dan olahraga, dan sebagainya.
Masih beruntung mata yang sekadar berkurang fungsinya. Sebab bisa jadi mata terkena penyakit sehingga memerlukan penangaan medis yang tidak mudah dan tidak pula murah. Katarak salah satunya. Paparan sinar matahari terus-menerus pada masa muda, karena berbagai aktivitas yang tak terhindarkan, penyebab gangguan itu.
Disela-sela kegiatan sebagai spesialis mata di rumah sakit, Dokter Endro juga aktif mengikuti banyak ikut kegiatan bakti sosial (baksos) dalam pengobatan katarak. Bukan hanya di kawasan Lombok Timur, bahkan sampai di berbagai provinsi  di Indonesia.
Ia pernah mengikuti tim baksos ke Ambon, Banjarmasin, Manado, Maluku Barat Daya, Bajawa (NTT) sampai Sabang. Baksos operasi katarak gratis. Kegiatan itu didukung sebuah NGO dari Australia, yaitu John Fawcett Foundation.
Aktivitasnya mengikuti baksos pada awalnya memunculkan rasa khawatir. Was-was bila dengan pengobatan gratis itu bakal mengurangi jumlah calon pasiennya. Dugaannya keliru.
Aktitas sosial yng dilakukannya dengan ikhlas itu justru membuat namanya lebih dikenal orang. Sampai-sampai ia kuwalahan melayani banyaknya pasien-pasiennya.
Hanya saja ia terkendala masalah bahasa setempat. Bahasa Sasak beda sekali dibandingkan dengan Bahasa Jawa dan Indonesia yang selama digunakannya. Banyak dinatara warga tidak faham Bahasa Indonesia. Untung ada asisten dokter yang orang Sasak, bisa menjadi penterjemah. Tetapi dengan mempelajarinya sedikit demi sedikit, dokter Endro sudah bisa bahasa Sasak.
Pilihan menjadi dokter spesialis mata bagi Dokter Endro hanya kebetulan saja. Â Setelah menjadi dokter umum keinginannya mendalami spesialisasi. Tidak ada pilihan tertentu. Yang penting menjadi dokter spesialis. Hingga akhirnya spesialis mata dipilihnya. Dan rupanya pilihan itu membuatnya sangat nyaman.
Selain bekerja di rumah sakit dan menjadi relawan dalam banyak kegiatan baksos, Dokter Endro Pranoto juga menjadi dosen di Fak Kedokteran di Unizar -- Mataram, sampai sekarang.