Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Kisah tentang Bayi Tabung, Kaki Diamputasi, dan Istri Dua

5 November 2021   23:51 Diperbarui: 30 November 2021   22:25 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption - Ilustrasi Pasangan suami-istri yang sangat mendambakan anak - hellosehat.com

Program di dalam negeri gagal. Ika Nurbiati beralih ke luar negeri. Setelah gagal di Australia, ia coba-coba ke Malaysia.

Pada program bayi tabung di Kuala Lumpur sebenarnya ia sudah apatis. Cenderung pesimistis. Rupanya pihak rumah sakit melakukan tindakan berbeda. Sebelum embrio ditempelkan, dinding rahim dibersihkan dulu. Ini yang membedakan dengan program-program sebelumnya.   

Alhamdulillah, kali ini berhasil. Saat itu Ika Nurbiati sudah 50 tahun. Artinya, 25 tahun ikhtiar untuk dapat menggendong bayi sudah ia jalani. Akhirnya, doa dan jerih-payah Ika, bersama suami dan keluarga besarnya, diijabah Allah. Sudah 5 kali program bayi tabung ia ikuti.

Pada 2008 ia melahirkan bayi kembar perempuan. Namanya Ashvani dan Ashvini. Kondisi bayi lahir prematur dari bedah Caesar. Bobot masing-masing 1,6 kilogram. Selama 45 hari diinkubator. Dengan segenap keadaan itu tidak mengurangi rasa bahagia Ika.

Image caption - Ika Nurbiati dengan suami dan dua anak kerbar Vani -Vini saat liburan ke Candi Borobudur - dokpri Ika Nurbiati
Image caption - Ika Nurbiati dengan suami dan dua anak kerbar Vani -Vini saat liburan ke Candi Borobudur - dokpri Ika Nurbiati

Kini sering ia tersenyum sendiri mengenang peristiwa masa lalu. Ketika hamil besar ia pernah dimarahi dokter. Sebab umur tak lagi muda, kondisi bayi dalam kandungan, dan resiko saat melahirkan. Cerita lain, saat bayi sudah lahir dan ia memeriksakan mereka ke sebuah rumah sakit, dokter ngomel. "Ini ibunya kemana? Anak gawat begini kok neneknya yang disuruh-suruh. . . .!" 

Ika Nurbiati hanya bisa bersabar dan tidak meladeni. Tapi ketika ada kesempatan pelan-pelan ia jelaskan persoalannya. Tak urung dokter malu hati telah berburuk sangka.

Dari pengalaman Ika, istri yang sulit punya anak sangat perlu dukungan keluarga. Ibu mertua baginya sangat baik dan pengertian. Ia bersyukur, ibu dari 5 anak dan semuanya lelaki itu tidak menyuruh suami Ika menikah lagi.

Kini, si kembar Vina dan Vini sudah SMP. Keduanya tumbuh sehat, cerdas, dan enerjik. Ika Nurbiati dan Sumardiono, suaminya, tak habis-habis bersyukur atas karunia Allah SWT melalui kedua bocah itu.

Enny Susetyo Utami (64, Semarang) sangat sedih pada awalnya. Tapi keikhlasan dan kesabaran lambat-laun mengubahnya menjadi lebih tegar. Itu yang kini dirasakan ibu 4 orang anak, dan nenek 5 cucu itu. Enny menjadi penyaji materi kedua.

Kisahnya tentang luka kecil di kaki, penyebab salah satu diamputasi. Apa yang dialaminya pun memprihatinkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun