Perlu waktu 5 jam 17 menit untuk berubah pendapat maupun perasaan. Sekaligus pengakuan mendalam bahwa ternyata Melia Wahyuni sangat menjiwai perannya sebagai "tamu pembawa pertanda", dan sejenak melambungkan perasaan tak menentu seorang actor kawakan tanah air.
Ini pengakuan Butet Kartaredjana seperti tertuang pada alinea awal di FB-nya, berjudul "Belum Aktor":
"Ternyata saya belum aktor. Buktinya saya bisa "tertipu" akting orang yang bermain drama di depan saya. Saya terharubiru, dan bikin status di FB yang ndudul ati. Status saya bertajuk "TAMU PERTANDA" bahkan bikin "tukang teror" aktor-sastrawan Putu Wijaya merasa terteror, dan nge-share status saya. Sampai sekarang pun komen bernada empati kepada "Meli", yang ngakunya divonis stadium 4 kanker usus, masih membanjir di wall FB saya."
*
Penipu pintar salin rupa-warna-karakter apa saja yang sangat menyakitkan hati para korbannya. Melia Wahyuni si  penipu itu salah satu saja.  Luar biasanya, ia telah mendapatkan seulas senyum tulus seorang Butet -- si raja monolog dan sangat dikenal ketika menirukan suara khas seorang presiden daripada "piye kabar, enak zamanku toh" Soeharto-, dan tentu ditambah sejumlah uang jalan (sangu) kembali ke Jakarta. Sebuah senyum jelang menghadapi pisau operasi guna mengangkat kanker usus yang diidapnya dengan konsekuensi tipis untuk mampu bertahan hidup. Satir sekali. Tapi, kena deh.
Nah, itu saja. Banyak pembelajaran dari peristiwa itu. Waspada, tidak lekas percaya, hati-hati. Dalam ungkapan Jawa: "ojo gumunan, ojo kagetan, ojo dumeh." Uasuwoook. ***
Cibaduyut, 25 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H