Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dua Orang Buruh Gendong

17 Mei 2020   23:18 Diperbarui: 17 Mei 2020   23:34 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oalah, Bu, begini-begini kami ini muslimah toat. . . . !"

"Taat. . . . . .!' sergah Hajjah Murdikin. "Jangan ikut-ikutan lawakannya Asmuni Srimulat, sudah kuno. Nanti kalian tambahi lagi kata-kata 'hil yang mustahal'?"

Yu Saripah dan Mujilah tidak menyahut. Keduanya sudah berjalan cepat-cepat menjauh, menggendong berbagai barang dagangan ke dalam kios milik Bu Hajjah. 

Selesai bekerja dua orang buruh gendong itu kembali ke tempat semula. Duduk santai. Ngobrol lagi, main sandiwara lagi. Dan tersenyum manis bila ada pedagang atau pembeli yang membutuhkan tenaga mereka.

Tak lama keduanya ngantuk berat, saling bersandar punggung, dan tertidur pulas di atas bangku kayu itu. Kompak, mendengkur pula.

Hujan kembali menderas. Keduanya bermimpi menjadi peragawati. Berjalan lenggang-lenggok di atas catwalk. Mengenakan adi busana, tapi bahan kainnya minim. Karena kurang konsentrasi pada satu gerakan mereka justru bertabrakan. Sialnya lagi, sepatu hak tinggi mereka terasa licin. Dan kekompakan belom berakhir, pada penampilan kedua mereka terjatuh begitu saja. Gedubrak. Terkaget. Bangun-bangun sudah tergolek di lantai basah lantaran ada saluran air yang bocor. ***

Sekemirung, 13 -- 17 Mei 2020 / 20 -- 24 Ramadan `1441

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun