Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prank Bagi-bagi Paket Sembako Isi Batu, Youtuber Ferdian Paleka Cari Sensasi

5 Mei 2020   01:18 Diperbarui: 5 Mei 2020   01:14 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
prank sembako isi batu - regional.kompas.com

Kreativitas anak-anak muda sering kebablasan. Sejak dulu, hinggga sekarang. Terlalu kreatif, hingga lupa banyak hal, termasuk empati  dan simpati. Dan itu agaknya yang dilakukan sejumlah Youtubers saat mencandai sejumlah waria pada sebuah kawasan di Kota Bandung.

Pertanyaannya, mengapa harus kreatif? Ya, karena untuk menarik minat orang supaya penasaran. Penasaran apa? Penasaran mengikuti, menonton, dan memberi apresiasi atas video yang Youtubers sajikan. Setiap Youtubers dituntut memiliki jumlah  subscribers dan views yang besar.

Semakin banyak yang menonton  maka akan beruntunglah si Youtubers, mendapatkan banyak uang. Sebagaimana sejumlah selebritis dan Youtubers beken di tanah air, anak-anak muda itu tentu bercita-cita: pendapatan sampai puluhan milyar rupiah dalam setahun. Siapa tidak tergiur?

Tapi kini urusannya bukan lagi uang puluhan milyar rupiah, tetapi di kantor Polisi. Sensasi murah itu harus dibayar mahal.

*

Ada tiga orang pemuda sebagai pembuat membuat prank sembako isi sampah dan batu. Salah seorang pelaku sudah diamankan Polisi. Ia diantar Ibunya ke kantor Polisi. Dua lainnya -hingga tulisan ini disusun- belum ditemukan.

Diberitakan Youtuber Ferdian Paleka melakukan prank membagikan paket sembako berisi sampah hingga batu kepada para waria di Jalan Ibrahim Adjie, Bandung. Aksi tersebut direkam dan diunggah di akun YouTube. Tak lama video menjadi viral, netizen pun mengecamnya.

Video yang diunggah cukup detil, dari mulai mempersiapkan isi sembako, menyimpannya di dalam mobil, lalu mereka mencari sasaran. Dan ketemulah sejumlah waria.

Andai video itu tidak untuk dipamerkan, tidak untuk mencari penonton, mungkin tidak banyak yang tahu ulah ugal-ugalan mereka. Namun, itulah yang terjadia. Mereka membuat aksi tidak pantas dan cenderung kriminal, lalu membuat sendiri barang bukti untuk memperangkap diri berurusan dengan Polisi.

*

Pada Minggu malam, sejumlah warga bahkan sempat menggeruduk kediaman Ferdian di wilayah Bojong Koneng, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Saat dicek pada akun YouTube dan Instagram Ferdian Paleka, video tersebut dan akun Instagramnya telah dihapus.

Atas perbuatannya itu, korban yang merupakan para waria ini melaporkan aksi prank tersebut ke Polrestabes Bandung.

*
Bila yang menjadi korban prank orang-orang kurang beruntung secara ekonomi, mestinya hal-halyangmenggembirakan, bukan sebaliknya. Seperti unggahan chanel Youtube 'Edi Cadel'.

Ia mempermainkan seorang pengamen dengan mengatakan penghuni rumah tidak ada (dari balik pintu sebuah kompleks perumahan). Tetapi pengamen tetap bernyanyi sampai satu lagu. Suaranya merdu menyanyikan lagu Seberkas Sinar yang dipopulerkan Nike Ardila.

Akhirnya pemilik rumah keluar lalu ngobrol, memuji suara dan kesabaran si pengamen. Tak lupa ia memberi sebuah amplop. Si pengamen merasa kena prank sebab isinya Rp 2 juta. Ia tidak percaya itu uang asli, setelah diberitahu Edi Chadel bahwa isinya uang asli pengamen itu sangat terkejut tidak percaya, hingga meneteskan air mata.

Lihat pula bagaimana royalnya sejumlah youtuber ketika sedang membuat konten. 

*

Dengan konten wawancara dengan artis, sesama youtuber hingg tokoh politik, seorang Deddy Corbuzier meraup uang hingga puluhan milyar rupiah pertahun.

Demikian pula dengan youtuber Atta Halilintar dengan kontennya banyak menarik minat untuk ditonton. Lalu youtuber Arif Muhammad yang populer konten drama pendek dengan karakter dan aksi kocak Mak Beti. Bahkan youtuber perempuan Ria Ricis yang sering bikin heboh itu.

Mereka bikin konten menarik dan banyak diminati dengan modal dan perencanaan matang. Bukan semata prank tanpa modal, dan cenderung melecehkan bahkan menipu orang-orang yang terkena prank.

Tentu Ferdian paham betul ungkapan lama: kalau mau memancing ikan besar, gunakanlah umpan besar pula.

Youber Edi Chadel memberi contoh itu. Uang sebesar Rp 2 juta tentu tidak seberapa bila dibandingkan dengan pendapatan hingga puluhan miliar rupiah yang mereka terima per tahun. Sementara bagi yang membutuhkan --termasuk pengamen dan para waria di jalanan- bantuan seberapa pun akan sangat berarti.

Kalau sekadar ingin bikin humor atau lawakan mesti pilih-pilih korbannya. Teman sendiri, misalnya. Sekali lagi, kreativitas yang kebablasan itu berbahaya. Dan  sekarang Ferdian tahu bahayanya apa.

*

Nah, itu saja. Jelas sekali pesan moralnya. Bulan Ramadan begini, apalagi dalam kondisi pandewi Covid-19 yang mencekam, membuat banyak orang menjerit dalam urusan "dapur ngebul' mereka, masih ada saja orang-orang iseng bikin lelucon garing dan memprihatinkan. Sekadar cari sensasi demi mengumpulkan subscribers dan views pula. Miris. ***

Sekemirung, 5 Mei 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun