Tidak salah HM yang meneruskan perkaranya di Kantor Polisi. Tetapi kelembutan hati seorang Yeni perlu dijadikan teladan. Mungkin Yeni terinspirasi dengan kisah sifat pemaaf Rasulullah.
Saat itu beliau pergi ke Thaif untuk berdakwah. Alih-alih berharap penduduk menerima dakwah beliau, tapi sikap kurang ajar. Mereka mencemooh dan menyuruh anak-anak kecil melempari Rasulullah Muhammad yang saat itu ditemani Zaid bin Haritsah.
Di saat sulit seperti itu tiba-tiba datang Malaikat Jibril bersama malaikat penjaga gunung berkata kepada Nabi. "Wahai Muhammad, kalau engkau berkenan aku akan menimpakan Al-Akhbasain (dua gunung besar yang ada di Makkah, yaitu gunung Abu Qubais dan Gunung Al-Ahmar) kepada mereka."
Namun, Nabiullah menolak tawaran itu, dan justru mendoakan keturunan mereka  menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun juga. [HR. Muslim]
*
Orang-orang arogan dan kalap setelah berlaku kejam seringkali berlindung pada kata maaf dan khilaf. Bila kemudian dipenjara memang sudah sepantasnya. Tidak perlu dikasihani. Tetapi untuk orang yang mampu memaafkan, insya Allah berbalas surga. Mudah-mudahan kita pun mampu meniru kelembutan hati Rasulullah dan orang-orang pemaaf penuh ikhlas lainnya.
Nah, itu saja. Terima kasih sudah menyimak. Semoga bermanfaat. Mohon maaf kurang-kurangnya. Wallahu a'lam. ***
Sekemirung, 3 Mei 2020
Baca juga tulisan menarik sebelumnya:
tebing-longsor-sejumlah-jenazah-tpu-cikutra-hanyut-di-sungai-cidurian