*
Untuk menggambarkan kecepatan salat tarawih di suatu masjid di Indramayu, ada sebuah unggahan di Youtube yang memperlihatkan hal itu. Pelaksanaannya pada Ramadan tahun lalu.
Salat tarawih kilat dilakukan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Qur'aniyah desa Dukuhjati Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu. Waktunya sekitar 7 menit.
Sebuah video diunggah di Youtube oleh Haris LAN pada Selasa, 7 Mei 2019 yang menampilkan jemaah sedang melaksanakan salat tarawih. Video itu viral, dan memunculkan berbagai tanggapan.
Pelaksanaan salat tarawih seperti itu bukan hanya pada satu atau dua tempat saja. melainkan pada sejumlah tempat, Bagi orang yang belum pernah berada pada satu tempat dengan mereka bahkan membayangkannya pun tentu tidak mudah. Tapi saya pernah "terjebak" berada di tengah-tengah mereka.
*
Beberapa tahun lalu saya berada di sebuah kawasan di Bandung Barat, sebuah perkampungan kecil. Masjidnya pun kecil, sedikit lebih besar dari musala. Â Sebagai pendatang, saya berpikir pelaksanaan salat seperti biasa saja. Saya berhitung, daripada salat tarawih sendirian, lebih baik ikut berjamaah.
Pada salat Isya' berlangsung normal. Kecepatan gerakan dan bacaan normal. Tetapi sesudah tausiah pendek  dan dilanjutkan dengan salat tarawih, terasa suasananya menyerupai orang balapan lari.
Bukan hanya cepat, kilat, ekspres, atau sebutan apapun; tetapi balasan. Sesekali iman mendahului, lain kali jamaah memimpin di depan. Kecepatan bacaan salat pun bukan hanya satu nafas, tetapi mungkin setengah nafas. Dan begitulah saya ikut dengan terengah-engah.
Suasananya betul-betul riuh, suara takbir yang menandai perubahan gerakan salat bersahutan. Dua rakaat salam. Langsung cepat berdiri lagi, salam lagi, salam lagi. Lalu witir 3 rakaat, salam. Dan buru-buru bubar.
*