Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Wawali Nekat Gelar Resepsi Pernikahan Anaknya

22 Maret 2020   10:25 Diperbarui: 22 Maret 2020   10:42 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
persiapan di gedung resepsi anak wawali samarinda | diswaykaltim.com

Barkati, atau lengkapnya Muhammad Barkati, adalah Wakil Wali Kota Samarinda. Dengan kata lain, ia orang nomor dua di ibukota Provinsi Kalimantan Timur itu. Artinya, ia orang penting, berpengaruh, panutan.

Tetapi sayang, sikap dan tindakannya tidak dapat dijadikan panutan. Apapun alasannya, dan berapapun kerugiannya, resepsi pernikahan dengan mengumpulkan banyak orang  berpotensi besar pada penularan dan penyebaran virus Corona.

Itu virus yang menakutkan, sudah dikenal betul tabiatnya. Bukan hanya negeri ini kalang-kabut, negara-negara lain pun pontang-panting, dan harus mengambil keputusan berat tak terbayangkan: Lockdown.

Kalau diibaratkan lagu, maka memperanyakan sikap Barkati cocok dengan judul lagu: Entah apa yang merasukimu. Ia berdalih sudah bersiap jauh hari, sudah menyiapkan protap lengkap, bahkan dokter dan lainnya; keputusannya seperti melabrak semua ketentuan yang sudah dibuat Pemerintah Pusat dan didukung berbagai pihak. Terkecuali Gatot Nurmantyo yang keukeuh hendak memakmurkan masjid, sementara sejumlah masjid memutuskan untuk menutup diri dengan harapan agar (untuk sementara) jamaah melakukan ibadah di rumah.

Jadi kini selain Gatot ada Barkati. Memakmurkan masjid, dan menggelar resepsi pernikahan.

Oya, sebelumnya ada pula pentahbisan Uskup Ruteng. Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat jumlah peserta yang menghadiri pentahbisan Uskup Keuskupan Ruteng Mgr Siprianus Hormat sekitar 1.000 orang. Jumlah itu jauh berkurang dari 10.000 undangan yang disebar panitia.

*

Sebelum lanjut, diperjelas dulu duduk persoalannya. Muhammad Barkati punya anak, dan Ahad ini (22/3/2020) menggelar resepsi pernikahan anaknya itu di Convention Hall, Sempaja, Samarinda, dengan mengundang banyak orang .

Menanggapi berbagai keberatan, M Barkati menjelaskan, persiapan sudah matang.  "Di area gedung, peralatan dan fasilitas sudah disemprot dengan disinfektan oleh petugas kesehatan. Wastafel pun disiapkan sabun untuk cuci tangan. Serta kami akan mengukur suhu tubuh setiap tamu yang akan datang," bebernya.

Selain itu, panitia telah mempersiapkan Hand Sanitizer pada setiap sudut ruangan ataupun meja konsumsi.  "Kami menugaskan petugas dan sarana medis, tim 4 dokter, 4 tenaga kesehatan, ruang perawatan dan 1 ambulance sesuai dengan protab yang siaga selama acara berlangsung," ungkapnya.

Secara medis hal itu dianggapnya sudah cukup aman. Tetapi bagi kalangan medis masih banyak celah kemungkinan virus Corona menular. Menutup wawancara dengan media, Barkati pasrah kepada Tuhan.

"Saya bertawakal dan menyerahkan semua kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, yang memberikan sakit, sehat, musibah, dan wabah. Begitu juga hanya Allah SWT yang bisa menghilangkannya."

*

Apakah berbagai persiapan itu memadai? Bagi Barkati sudah. Memang hal itu yang telah dipersiapkan. Tetapi tidak bagi para dokter.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim dr Nataniel Tandirogang telah mengirim surat terbuka kepada orang nomor dua di Samarinda itu. Akun facebook bernama Moriko Pratiningrum Iko yang menyebarkan ke grup tulisan mengenai protes tersebut.

Nataniel Tandirogang mengaku khawatir dengan acara tersebut. Ia pun meminta kebijakan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang untuk menunda atau membatasi jumlah tamu.

 "Saat ini kami tenaga medis sangat kuatir dengan acara pak wawali besok. Apakah bisa ditunda atau dibatasi pak. Maaf untuk kelancangan saya. Demi kemaslahatan kita semua," tulisnya dalam postingan tersebut.

*

Sebelumnya, Presiden Jokowi sudah mengimbau kepada masyarakat untuk berada di rumah selama masa penanganan virus corona. Ini dimaksudkan untuk meminimalisir penyebaran.

Menyusul arahan Jokowi, Kapolri Jenderal Idham Azis mengeluarkan maklumat tentang kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan penyebaran virus Corona. Tertuang kalimat agar kegiatan yang menyebabkan berkumpulnya massa dalam jumlah banyak baik di tempat umum dan di lingkungan sendiri ditiadakan.

Idham memerintahkan kegiatan sosial, budaya, keagamaan, aliran kepercayaan dalam bentuk seminar, lokakarya, sarasehan dan sejenisnya ditiadakan. Perintah ini juga termasuk untuk kegiatan konser musik, pekan raya, festival, bazaar, pasar malam, pameran dan resepsi keluarga.

*

Tindakan M. Barkati jelas menyulitkan berbagai pihak. Bukan hanya Wali Kota Samarinda, tetapi juga Kapolres, Dandim, Dinas Kesehatan setempat. Bahkan juga Gubernur Kaltim dan jajarannya, khususnya Kapolda Kaltim.

Harus dikemanakan kewibawaan Gubernur dan Kapolda bila tidak sanggup membatalkan acara itu? Dan bila kelak terbukti ada penularan virus Corona secara massal akibat kerumunan massa pada resepsi itu, bagaimana pembelaan mereka?

Satu-satunya cara untuk menghentikan resepsi yang dikhawatirkan menjadi ajang penularan virus Corona itu tak lain tidak datang, berhalangan, mangkir, dan tidak muncul di arena resepsi. Mungkin tiba-tiba Mendagri dan Kapolri memerintahkan ini-itu, lalu keduanya memerintahkan anak buah untuk melakukan hal yang sama, dan seterusnya. 

*

Sekadar pertimbangan, mungkin saja Barkati dan keluarga besan sudah keluar biaya sangat banyak. Resepsi besar-besaran, meriah, dan sangat megah itu terlanjur menggunakan berbagai pendukung yang serba wah. Maka mengapa harus takut pada virus? Bertawakal saja kepada Allah.

Barkati dan besan, kedua mempelai, serta berbagai pihak tidak mau rugi. Sebab melalui wedding organizer semua telah dibayar lunas. 

Padahal di negeri ini mungkin ribuan, puluhan ribu atau lebih, resepsi pernikahan selama Maret dan April dengan kesadaran sendiri dibatalkan, lebih tepatnya ditunda, seberapapun kerugian yang mereka alami.

Akad nikah tetap dilangsung sesuai rencana. Tetapi resepsi ditangguhnya sampai keadaan memungkinkan. Meskipun tentu saja hal itu tidak mudah. Sebab saat ini (sampai dengan sebelum wabah virus Corona merebak) persoalan sewa gedung dan berbagai keperluan lain yang representatif harus antri panjang.

*

Kalimantan Timur merupakan provinsi di luar Pulau Jawa yang jumlah kasus terpapar virus Coronanya terbesar, yaitu 9 kasus.

Ya, kita tunggu saja apa yang akan terjadi hari ini. Batal atau terus? Bila terus berlangsung banyakkah tamu yang hadir? Apakah Kapolres dan Kapolda menyempatkan hadir juga? Apakah para tamu kemudian sehat-sehat saja, dan tidak ada satu pun yang tertular virus Corona?

Banyak pertanyaan dapat dilontarkan. Bikin panasaran, ya? Tapi sabar, waktu juga yang akan menjawab nanti. Satu hal yang pasti, Barkati memang nekat  menantang virus Corona. Pernikahan anak baginya adalah soal hidup-mati. Dan ia tidak takut corona, tidak takut kalaupun tidak dijadikan tokoh panutan dengan keputusannya itu.

Mungkin pada kesempatan lain warga Samarinda harus lebih cerdas dalam memilih pemimpin yang pantas untuk amanah dijadikan panutan.

Itu saja. Terima kasih singgahnya. Wassalam. *** Sekemirung, 22 Maret 2020  

 Gambar

Keterangan: sebutan untuk jabatan Wakil Wali Kota bila diperpendek mestinya menjadi Wawako, bukan Wawali.  Sebab jabatan oang nomor 2 pada sebuah kota adalah Wali Kota, bukan Walikota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun