Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Subsidi Gas Melon Dicabut Asalkan Lebih Aman, Adil, dan Tidak Langka

1 Februari 2020   10:09 Diperbarui: 1 Februari 2020   10:11 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
distribusi gas melon (https://balitribune.co.id/)

*

Tentu tiap daerah dan wilayah punya kesulitan dan kendala masing-masing. tiap warga masyarakat pun punya pengalaman masing-masing. Secara umum, penggunaan gas lebih memudahkan dan menguntungkan dibandingkan penggunaan minyak tanah. Artinya, penggantian bahan bakar menjadi gas lebih memudahkan. Namun, soal keamanan ternyata tidak makin baik.

Justru dengan tabung gas 3 kilogram itu banyak terjadi kebakaran, ledakan, dan berbagai peristiwa lain yang menyebabkan korban luka dan tewas. Ada yang disebabkan oleh tabung bocor, teapi tidak sedikit yang disebabkan si pengguna lalai: meninggalkan kompor menyala tak terkontrol, kemungkinan kebocoran tabung atau selang tidak segera diatasi, dan alasasn lain.  

Mengenai penggunaan tabung mestinya diprioritaskan di daerah-daerah terpencil, di pinggiran kota, dan di pelosok desa. Sedangkan di perkotaan harus secepatnya dibangun secara merata jaringan pisa untuk distribusi gas, sehingga harganya relatif menjadi lebih murah. Cara ini juga memudahkan siapa yang perlu mendapat subsidi, dan siapa yang tidak, sesuai dengan ketentuan yang ada.

Khusus untuk distribusi gas tabung 3 kilogram ke pinggiran kota dan pelosok desa sangat tepat bila menggunakan kartu miskin. Kartu yang sama digunakan untuk berbagai keperluan yang terkait dengan status ekonomi di kepala keluarga.

*

Ketakutan bahwa kenaikan harga gas melon akan menyebabkan kenaikan harga-harga, dan dengan demikian akan makin menyulitkan ekonomi masyarakat kecil memang bukan hal yang mustahil. Namun, kepentingan lain harus pula diperhatikan, yaitu pendistribusian gas melon (bersubsidi) yang lebih tepat sasaran. Subsidi yang salah sasaran menyebabkan warga masyarakat yang memiliki penghasilan menengah ke atas tidak beranjak dari sikap jiwa miskin, dan tidak malu memanfaatkan fasilitas untuk mereka yang tidak mampu.

Apalagi si kaya punya banyak tabung, dan bisa membeli sekaligus banyak karena menggunakan kendaraan roda empat. Pemanfaatannya pun boleh jadi untuk usaha. Sedangkan si miskin tidak dengan satu atau dua tabung saja. Dengan kata lain, yang kaya makin kaya. Dan yang miskin makin terpuruk.

*

Akhirnya, sebagai usulan: seiring dengan makin meratanya pembangunan sarana-prasarana jalan di seluruh wilayah tanah air, maka untuk kota-kota besar distribusi gas harus secepatnya menggunakan jaringan pipa.

Sedangkan di pinggiran kota dan pedesaan masih menggunakan tabung gas tiga kilogram (tabung melon) dengan distribusi yang makin ketat. Hal lain yang tak kalah penting, keamanan harus lebih terjamin; dan tidak boleh lagi ada kendala distribusi (kecuali ada bencana alam dan hal-hal genting lain) sehingga harga gas melon tidak dipermainkan distributor dan pedagang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun