Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Modal Kerja, Lotek, dan Cemburu

30 April 2018   17:22 Diperbarui: 30 April 2018   17:32 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lotek bandung (Good Indonesian Food)

Giliran Mbak Murwo meladeni permintaan Pak Bejo.  "Tumben, Pak Bejo, siang-siang sudah pulang. . .!"

"Ada yang tertinggal di rumah. Pulang sebentar. Makan siang belum siap, jadi diperintah Bu Tini untuk beli lotek saja sendiri. Dua bungkus pedes ya, Mbak  . . . !"

"Siap, Pak. Oh, Bu Tini sedang sibuk dengan jahitannya ya? Suami-isteri sama-sama cari duit begitu pasti hidup makmur. . . !"

"Alhamdulillah. Makmur belum, tapi cukup saja pun lumayanlah. Orang hidup harus terus berpikir dan mengasah keterampilan agar mampu membiayai dirinya sendiri.

"Panjang ceritanya, Pak?"

"Panjang. Tapi begitu bungkusan selesai, ya harusselesai pula ceritanya. Sudah lapar nih. . . .  hehe," ucap Pak Bejo sambil memegangi perut. "Kembali ke soal, keterampilan. Dulu di kampung ada suami yang maju usahanya dalam bisnis sayuran. Ia jadi bandar membawa aneka sayuran ke kota. Isterinya disuruh ngurus anak saja,  dilarang ikut bekerja."

"Hasil kerja suami pun lebih dari cukup 'kan?"

"Ya. Tapi beberapa tahun kemduian si suami sakit-sakitan. Kerja keras siang-malam dan kesehatan tidak dijaga penyebabnya. Akhirnya tidak dapat bekerja lagi. Usaha sedikit demi sedikit bangkrut. Isteri pun merana tidak dibiasakan bekerja. . . .!"

Mbak Murwo membungkus dua porsi dengan cepat. Memasukkanke dalam kantong platik menambahkan dua bungkus kerupuk.

"Khusus untuk Pak RT dan Bu Tini diberi ekstra. . . .  !" ucap Mbak Murwo sambil menyerahkan. "Ekstra pedas. . . . hehe!'

"Ekstra pedas dan senyum. . . . hehe. Tambah krupuk satu plastik. Jadi dua puluh lima ribu ya. Terima kasih. . . .!" ucap Pak Bejo menerima bungkusannya dan langsung pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun