Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta yang Menua (Bab Terakhir)

21 Juni 2016   22:35 Diperbarui: 21 Juni 2016   22:37 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ojek sepeda kota tua

Hanya selang sehari saja Polresta Kota Barat mengumumkan bahwa pelaku pembakaran restoran Daun Bambu teridentifikasi sebagai sepasang suami-isteri dengan inisial OL dan IB. Pak kapolres sendiri yang mengumumkan, dan beritanya mengisi semua media cetak maupun elektronik.

“Dari visualisasi CCTC yang tidak terlalu jelas, dan ditambahi dengan penelusuran lebih jauh, disimpulkan bahwa pembakar restoran pasangan suami-isteri OL dan IB. Keduanya kini berstatus buron. Bagi siapa saja yang mengetahui keberadaan keduanya diharapkan melapor ke pos polisi terdekat. Sebaliknya bagi siapa saja yang mencoba membantu menyembunyikan pelarian keduanya akan dilibatkan dalam kasus kriminal mereka!”

Tidak ada tanya jawab tentang kedua buron itu. Para jurnalis lebih tertarik pada jumlah korban yang diperkirakan terus bertambah.

“Mengenai jumlah korban. Dari tiga orang yang menderita luka berat, satu diantaranya akhirnya meninggal dunia. Sehingga jumlah korban keseluruhan menjadi delapan belas orang. Dengan berbagai bukti itu pemilik restoran dengan inisial WW ditetapkan menjadi tersangka!” lanjut Kapolres kemudian.

Media pertama yang menyebarkan mengenai penetapan dua buronan dan satu tersangka dalam peristiwa kebakaran restoran Daun Bambu  tentu saja media online dan radio swasta.

Sementara itu karena merasa aman dari kejaran petugas, Olleka mencoba menggunakan angkutan umum untuk pergi sebuah kota pesisir di provinsi timur. Semua bekal dan persiapan telah dikumpulkan dengan baik. Termasuk juga menghilangkan semua jejak profil dan kehidupan pribadi di media sosial.

Ia hendak menumpang kereta api. Namun untuk mendapatkan tiketnya ia harus menggunakan identitas. Kemudian ia memutuskan menggunakan bus malam.

“Kemana, Bu. Tiket tinggal kursi bagian belakang. . . . .!” tanya penjual tiket.

“Ke timur. Tidak apa-apa di belakang. Yang penting terangkut!” jawab Olleka seraya menyerahkan sejumlah uang sesuai tarif travel yang tercantum di papan pengumuman.

“Sendiri saja? Atas nama siapa?”

“Ya. Atas nama Mona . . . .!” jawab Olleka memberi nama lain tanpa harus menunjukkan kartu identitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun