Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta yang Menua

15 Juni 2016   06:50 Diperbarui: 15 Juni 2016   08:02 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Halo, Bang. Sudah sampai rumah kontrakan?” seru Wasi terpaksa harus menelepon sambil terus mengemudi. Bila sekedar berkabar dengan banyak orang, ia suka sambil terus mengemudi. Namun untjk pembicaraan serius ia memilih menepi, cari tempat parkir yang nyaman, baru mulai menelepon. Kali ini sungguh darurat.

“Saya kehujanan, Neng, Ini juga baru mau mandi. Baru saja ketemu, sudah kangen ya. . . . .?” goda Arjo di seberang sana. Suaranya serak mungkin karena disela tertawa.

“Ini serius, Bang. Ketika di restoran sebelum kebakaran terjadi, apakah Abang melihat sesuatu yang mencurigakan. . . . .!”

“Maksudmu?”

“Kecurigaan pada dua orang lelaki perempuan yang kemungkinan sebagai pelaku?”

“Dasar pemikiranmu itu apa?”

“Abang seperti sudah tahu siapa pelakunya. Tadi di kantor polisi Abang mengajak cepat-cepat meninggalkan konferensi pers. Dan sekarang, baru saja kudengar dari Radio Semesta, dua orang berinisial O dan I kemungkinan pelaku pembakaran. Kini keduanya buron. . .  ..!”

“Oh, begitu ya!” gumam Arjo tanpa memperhatikan mimik Wasi yang penuh keingintahuan.

Arjo tidak mau membuka informasi tentang Olleka dan suaminya. Itu semata untuk menutupi hubungan kerja yang terjadi diantara mereka. Jika hal itu sampai terbuka tentu ia akan sangat malu pernah punya rencana untuk menguntungkan pihak lain.

“Kita ketemu lagi bisa, Bang. Aku curiga seseorang memang mengincar kematian papi. Dan orang itu pasti bukan orang jauh. . .. .!” ucap Wasi, kemudian mematikan ponselnya tanpa menunggu Arjo menjawab. ***

Bandung, 15 Juni 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun