Sangkakala berdentang
bumi berguncang gemuruh menerjang
Banyak orang lalu lalang tercekat ragu dan bimbang
Tubuh rapuh tumbang tubuh sehat goyang
Pandang berkunang akal sehat pun banyak hilang
Segala siap berperang dengan parang dan pedang
Dengan marah meradang dengan hati gamang
Menghadang corona yang datang
Adakah yang bakal kita kenang?
Nang... Â ning... Â nung... Â nang...
Tenang
Hening
Merenung
Menang
Corona meluluhlantakkan segala aktivitas.
Keramaian pun hilang. Tiada lagi orang beriang-riang.
Corona membuka kedok setiap orang.
Di hadapan corona orang tak lagi dapat bersembunyi di balik topeng barongan.
Yang rakus terpampang yang aji mumpung terbentang,
yang sok pahlawan terhidang, yang resah gelisah, takut dan was-was pun tak terbilang.
Yang berjuang bak perang ke tengah gelanggang tak juga bimbang
Yang tunduk merunduk bersimpuh keluh kesah dalam serah pasrah pun mulai terbayang.
Bersama kita bisa. Bersatu berpadu sehati sepikiran sejiwa setekad
Serbu serang terjang bersama menghadang, bersama berperang saling galang
Dalam tekad yang tulus dalam tujuan yang satu, tanpa pamrih tanpa menunggang
Jika semangat harapan dan cinta  tak tercincang, kemenangan pasti kita pegang
Maju serbu serang terjang setiap corona menggelinjang, kita tebas sampai tumbang
Tak bersisa lenyap tunggang langgang...
Nang ning nung nang...
Orang mulai belajar tenang, masuk dalam keheningan bening,
Membasuh tubuh dengan peluh keringat di siang yang garang
tunduk tafakur merenung mencuci jiwa dengan air mata di malam gulita
menengadah tabah menanti anugerah berkah kemenangan.
Kemenangan dalam berperang mengalahkan diri, egoisme, kesombongan,
keserakahan, ketamakan, kejumawaan, Â kedurhakaan, kebencian, kemarahan.
Di hadapan corona perlu merendah, tunduk tafakur merenung dalam kebeningan hening,
ada kuasa yang tak nampak, ada daya yang tak kelihatan, ada kekuatan yang tak teraba.
Kembali ke dalam jati diri yang asli, merenungi apa salah apa dosa,
berwawansabda pada yang Ilahi, bahwa segala kuasa dan daya manusia tiada arti.
Corona menyadarkan manusia pada inti pribadi,
sudahkah selama ini memberi arti bagi hidup yang hanya sekali di dunia ini?
Nanng ning nung nang.
Corona menggiring kita untuk tenang menghadapi segala kemungkinan,
masuk dalam keheningan untuk menumpah asa mengharap berkah
dalam pasrah merindu anugerah pada Yang Maha Allah Â
dalam renung mendalam, Â meraih kemenangan,
terselamatkan dari resah gelisah, khawatir, waswas,
sedih, duka nestapa, ragu dan bimbang,segeralah terbang menghilang
kembali menjadi manusia yang merdeka berkembang
dalam damai dan tenang pada fajar yang terkembang
salado, 190320
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H