Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mak Jenthit Lolo Lobah

24 November 2016   21:41 Diperbarui: 24 November 2016   21:53 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: krjogja.com

Tembang “Sluku-Sluku Bathok” mengajarkan kepada kita nilai-nilai luhur yaitu: cinta kepada Tuhan, memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, mandiri  dalam menjalankan tugas maupun dalam menjalani kehidupan.

 Makna yang tersirat dalam tembang tersebut,  bahwa manusia hendaklah senantiasa membersihkan batinnya dengan berdzikir atau mengingat Asma Allah dengan menggeleng-gelengkan kepala (ela-elo = toleh kiri kanan) dengan mengucapkan “Laa illa ha illallah” (= tidak ada Tuhan selain Allah) baik pada saat gembira maupun sedih, baik ketika mendapatkan kenikmatan maupun musibah. Semuanya dilakukan atas kesadaran bahwa hidup dan mati manusia ada di tangan Allah semata. Ketika masih berkesempatan hidup, hendaklah rajin beribadah dan mencari nafkah atas ridha Allah, karena ketika sewaktu-waktu dipanggil menghadap-Nya, kita tidak lagi mampu melakukan apa pun (Nugraheni, 2012).

Menurut  Ivan Aditya (20 Oktober 2016) dalam http://krjogja.com  tembang Sluku-slukuBathok itu kental sekali dakwahnya.

Sluku-sluku bathok, bathoke ela-elo (sluku-sluku bathok, bathoknya geleng-geleng). Berasal dari kata ‘Usluk fa usluka bathnaka, bathnaka ila Allah’ (masuk masuklah bathinmu, bathinmu kepada Tuhan).

Sirama menyang sala (bapak pergi ke sala). Berasal dari kata ‘Sharimi Yasluka’ (petik dan ambillah satu jalan masuk).

Oleh-olehe payung mutha (oleh-olehnya payung mutha). Berasal dari kata ‘Laailaha illaallah hayun wal mauta’ (meng-Esakan Allah dari hidup sampai maut).

Mak jenthit lololobah. Berasal dari kata ‘mandzalik muqarabah’ (maka siapa yang dekat pada Allah).

Wong mati ora obah (jasad yang sudah meninggal tidak dapat bergerak). Berasal dari kata ‘hayun wal mauta innalillah’ (dari hidup hingga mati adalah milik Allah).

Yen obah medeni bocah (kalau dia bergerak akan membuat takut anak-anak). Berasal dari kata ‘mahabbatan mahrajuhu taubah’ (kecintaan yang menuju pada taubat).

Yen urip goleka dhuwit (tapi kalau dia masih hidup, cari uanglah). Berasal dari kata 'yasrifu innal khalaqna insana min dhafiq' (sesungguhnya manusia diciptakan dari air yang memancar).

Cublak-cublak Suweng

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun